Anugerahkan penghargaan Pejuang Anti Korupsi kepada alumnus FH UB dan FT UB yang telah banyak berkiprah di KPK meski tak lolos TWK.
ADADIMALANG – Memperhatikan sepak terjang dan kiprahnya dalam memberantas praktik korupsi selama ini, membuat Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) memberikan penghargaan kepada Harun Al Rasyid yang merupakan Penyelidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ada banyak pandangan bahwa saat ini pemberantasan korupsi sedang terjadi penurunan karena ada serangan-serangan terhadap upaya pemberantasan korupsi dan kita berupaya untuk menjadi bagian dari kekuatan yang mempertahankan pemberantasan terhadap korupsi tersebut sehingga tema Dies Natalis ke 64 FH UB kali ini adalah Merawat Asa Pemberantasan Korupsi,” ungkap Dekan Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Dr. Muchamad Ali Safaat SH., MH.
Menurut Ali Safaat, salah satu alumni FH UB menjadi salah satu yang banyak memiliki prestasi dalam upaya pemberantasan korupsi di KPK selama ini sehingga diundang menjadi salah satu pengisi orasi ilmiah kali ini yaitu Dr. Harun Al Rasyid SH., MHum. Bersama dengan Prof Dr. Sudarsono SH., MS yang merupakan Guru Besar FH UB..
“Oleh karena itu kita minta alumni kita tersebut yakni Harun Al Rasyid untuk hadir dan memberikan orasi ilmiah hari ini mengingat Harun Al Rasyid banyak melakukan proses penyidikan kasus korupsi, banyak melakukan proses tangkap tangan dan juga banyak prestasi lainnya untuk pemberantasan korupsi,” ungkap Dekan FH UB.
Selain mengundang sebagai pengisi orasi ilmiah, FH UB menganugerahkan penghargaan sebagai Pejuang Anti Korupsi kepada Harun Al Rasyid dan Sujanarko ST., M.SE yang merupakan alumnus Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) atas kerja, kinerja dan prestasi keduanya dalam proses pemberantasan korupsi.
Saat disinggung mengenai Harun Al Rasyid dan Sujanarko yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK beberapa waktu lalu yang membuat Harun Al Rasyid dipecat bersama 74 orang pegawai KPK Lainnya, Ali Safaat menegaskan meskipun keduanya dinyatakan tidak lolos TWK tetapi keduanya selama ini telah berjuang untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi selama di KPK.
Harun Al Rasyid menyampaikan orasi ilmiahnya dengan tema ‘Fiqh Anti Korupsi’ sementara Prof. Dr. Sudarsono menyampaikan orasi ‘Korupsi dan Hukum Administrasi’.
Menanggapi penghargaan yang diberikan FH UB kepada dirinya sebagai Pejuang Anti Korupsi, Harun Al Rasyid sangat mengapresiasi hal tersebut dan menilai penghargaan tersebut sebagai suatu penghormatan dari almamater atas dedikasi dan yang telah dilakukannya dalam memberantas korupsi selama ini.
“Saya telah meninggalkan kampus FH UB ini sekitar 21 tahun yang lalu namun kampus ini sangat berkesan di hati saya karena saya pernah melewatkan banyak hal di kampus ini. Dengan penghargaan ini semoga saya saya dapat bekerja lebih baik lagi dalam hal pemberantasan korupsi,” pungkas Harun Al Rasyid kepada AdaDiMalang.
Selain memberikan menganugerahkan penghargaan Pejuang Anti Korupsi, dalam acara Dies Natalis yang digelar secara daring ini juga dilaunching Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) dan Sistem Informasi Keuangan (SIRALOKA) dan pemberian Mardowo Award.
Mardoyo Award dari FH UB ini diberikan atas prestasi yang diperoleh para dosen, tenaga pendidikan hingga pegawai FH UB.
“Mardoyo Award kali ini diberikan kepada Dr Sukarmi SH MH atas raihan prestasi Artikel Terbanyak, Dr Budi Santoso SH., LLM sebagai peraih Artikel Scopus Terbanyak dan Sitasi Scopus Terbanyak, Dr. Herman Suryokumoro SH., MS untuk Penulis Buku terbanyak, Prof. Dr. Rahmad Budiono SH., MH atas prestasi Sinta Tertinggi dan Dekan Fakultas Hukum UB Dr Muchamad Ali Safaat SH., MH untuk prestasi Sitasi GS Terbanyak dan HKI Terbanyak.
“Dies Natalis FH UB ke 64 ini menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini, sehingga diringkas menjadi satu dalam wujud kegiatan Orasi Ilmiah hari ini. Pengundian doorprize tetap ada tetapi dilakukan secara daring pula,” pungkas Dekan FH UB Kamis kemarin (01/07/2021). (A.Y)