ADADIMALANG – Ilmu pengetahuan generasi muda harus didasari dengan adab (attitude) yang baik dan adab harus didahulukan dibanding ilmu pengetahuan, karena adab merupakan tempat (wadah) dari ilmu tersebut. Tanpa tempat yang baik, ilmu pengetahuan tidak berguna, bahkan bisa merugikan.
Hal tersebut disampaikan K. H. A. Muwafik Saleh, S. Sos, M.Si saat memberikan materi tentang kode etik mahasiswa dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMABA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univeritas Brawijaya (FISIP UB) Minggu kemarin (22/08/2021).
Oleh karenanya mantan Wakil Dekan III FISIP UB tersebut menegaskan setiap pembelajar termasuk mahasiswa harus menyiapkan wadah berupa adab terlebih dahulu sebelum meraih ilmu.
“Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan tiga komponen meliputi adab (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill) dimana pengetahuan dan keterampilan diraih melalui proses belajar dan pelatihan . Sedang adab diperoleh melalui proses interaksi dengan lingkungan sehingga hasilnya bisa positip atau negatif,” ujar kandidat Doktor Sosiologi kepada dihadapan 1242 mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan PKKMABA secara daring tersebut.
Muwafik menjelaskan, rumusan kualitas SDM merupakan perkalian dari attitude dengan nilai min hingga plus, knowledge berskala nol hingga 100 dan skill juga berskala nol hingga 100. Jadi meskipun lulusan S-1 itu misal skalanya 70, dan keterampilan 80 tetapi adab (attitude atau etika) suka berbohong atau sombong nilainya min 1.
“Dengan rumus itu berarti nilai lulusan tersebut akan menjadi minus pula. Jadi semakin kurang baik adabnya, akan semakin tinggi nilai negatifnya. Artinya, nilai adab atau akhlaq menjadi penentu kualitas dan nilai tambah atas keilmuan seseorang,” tambah pria yang masih menjadi dosen di Jurusan Komunikasi FISIP UB itu.
Sebelum mengakhiri materinya, Muwafik berpesan hanya orang terhormat yang dapat menghormati orang lain, dan hanya orang mulia yang dapat memuliakan orang lain. (A.Y)