Ada wacana pembukaan taman dan anak-anak diijinkan masuk mall.
ADADIMALANG – Penurunan level Penerapan Pembatasan Kegiatan masyarakat (PPKM) di kota Malang dari level darurat ditanggapi dengan adanya kelonggaran beberapa sektor oleh Pemerintah Kota Malang.
Salahsatu sektor yang mendapat kelonggaran untuk mulai dibuka dan beroperasional adalah mall yang mulai diijinkan buka dan beroperasional menerima kunjungan meski dengan kuota yang belum seluruhnya.
Melandainya kasus paparan Covid-19 di kota Malang beberapa waktu ini diapresiasi semua pihak yang juga ingin pandemi segera usai agar kehidupan dapat kembali normal.
Meski telah kembali buka dan menerima kunjungan, namun pengusaha mall mengaku kondisinya masih belum pulih dan masih berat mencapai batas maksimal kunjungan sebesar 50 persen.
Hal tersebut disampaikan oleh Fifi Trisjanti, Mall Director Malang Town Square (Matos) saat menghadiri rapat kordinasi untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 kota Malang di Ruang Sidang Balaikota Malang Kamis kemarin (14/10/2021).
“Semua juga sama mengalami kondisi dan kesulitan terkait dengan Covid-19 ini, dan menurut saya ini adalah waktu yang tepat untuk bangkit termasuk dalam hal pemulihan ekonomi. Saya sangat setuju dengan adanya pelonggaran beberapa sektor setelah ada penurunan level PPKM namun pelonggaran itu harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Mall Director Malang Town Square (Matos), Fifi Trisjanti.
Menurut Fifi, semua pihak termasuk pengusaha mall juga sangat terdampak pandemi Covid-19.
https://www.youtube.com/watch?v=J-b-BAN_r9M
“Kita berharap Pemerintah juga dapat mendukung kita sebagai pengusaha mall. Seperti yang saya sampaikan tadi, tidak semua orang dapat menginstal aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk mall misalkan karena handphone yang dimilikinya tidak support termasuk anak-anak. Akhirnya saya berbicara dengan Kapolresta Malang Kota, jika sudah memiliki kartu vaksin dapat ditunjukkan untuk masuk mall,” ungkap Fifi.
Meski saat ini mall telah diijinkan beroperasional dengan tingkat kunjungan hingga 50 persen, namun Fifi menyampaikan saat ini kunjungan baru mencapai 30 persen karena dalam kondisi pandemi saat ini dan berbagai aturan yang ada masih sulit untuk dapat sampai ke 50 persen tersebut.
“Saat ini banyak tenant yang tutup, dengan tutupnya tenant tersebut kan tidak bagus juga. Selain itu kami berharap anak-anak juga dapat segera diijinkan masuk ke mall atau pusat perbelanjaan karena pengaruhnya sangat besar pada kunjungan ke mall kami,” pungkas perempuan yang gemar mengenakan kebaya ini.
Selain Fifi, apresiasi atas kerja bersama dalam penanganan covid-19 di kota Malang hingga kasusnya menurun ini disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki.
“Paska penurunan level PPKM di kota Malang tersebut akhirnya berdampak pula pada sektor Hotel dan Restoran dimana untuk okupansi hotel selama weekday dapat mencapai 35 hingga 50 persen, sementara untuk weekend dapat terisi 80 persen. Meski masih fluktuatif tapi trend yang terjadi adanya kenaikan okupansi,” ungkap pria penyuka lagu Koes Plus ini.
Pria yang menjabat di The Shalimar Boutique Hotel kota Malang ini lebih lanjut menyampaikan hotel-hotel telah mulai mempekerjakan karyawan hotel dengan model kerja bergiliran (shift) dengan menyesuaikan kondisi masing-masing hotel.
“Kami berharap ada bantuan BLT atau bantuan dari Pemerintah Kota Malang bagi karyawan hotel yang selama pandemi ini mengalami penurunan pendapatan,” ungkap Agoes yang menyampaikan ada sekitar 4.000 karyawan hotel di kota Malang ini.
https://www.youtube.com/watch?v=TLEJH4igHz0&t=72s
Senada dengan Agoes, General Manager Savana Hotel&Convention Malang, Suprapto W. Tani., SE., MM yang menyampaikan paska penurunan level PPKM di kota Malang menunjukkan trend yang baik.
“Bisnis corporate dan travel agent telah mulai masuk, even pemerintah dan instansi lain juga sudah mulai berdatangan. Sudah mulai baik tetapi perlu dimaintance agar tidak turun lagi,” ungkap Suprapto.
Saat ditanya okupansi di Hotel Savana Malang, Suprapto menegaskan okupansinya mencapai 45 persen secara rata-rata baik weekend ataupun weekday.
Terkait harapan anak-anak dapat masuk ke dalam pusat perbelanjaan atau mall di kota Malang, Wali Kota Malang menegaskan dirinya telah meminta Sekretaris Daerah untuk melakukan kajian terkait hal tersebut.
“Saya minta pak Sekda untuk mengkaji itu, Jika di Surabaya saja bisa, seharusnya di Malang juga bisa. Tapi saya minta harus tetap berkordinasi dengan pihak Kementerian,” ungkap Wali kota Sutiaji.
Selain itu, Wali Kota Malang berencana akan membuka taman-taman yang ada di kota Malang setelah melihat kondisi kasus paparan covid-19 di kota Malang saat ini.
“Tapi ya itu harus dikaji dulu dan saya berharap komitmen semua pihak termasuk masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Ini membutuhkan komitmen bersama, termasuk para pelaku usaha misalkan di rumah makan, jika ada pelanggan yang tidak prokes ya harus diingatkan. Jangan menunggu satgas covid-19 datang atau melakukan operasi baru tertib,” pungkas Wali Kota Sutiaji usai melakukan rakor. (A.Y)