Semester ganjil hanya tersisa kurang dari dua bulan saja, peluang luring ada di semester berikutnya.
ADADIMALANG – Meskipun ada peluang untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (luring), namun Universitas Brawijaya (UB) menetapkan akan tetap menerapkan perkualiahan daring hingga saat ini.
“Sebenarnya dari beberapa Surat Edaran Rektor Universitas Brawijaya bahwa kuliah luring telah dijalankan oleh para mahasiswa yang menempuh pendidikan profesi, kegiatan di laboratorium, ujian dan konsultasi ke dosen. Tetapi untuk kuliah luring sepenuhnya masih belum dilaksanakan hingga saat ini, “ jelas Koordinator Bagian Perencanaan, Akademik dan Kerjasama Universitas Brawijaya, Hery Prawoto Widodo, SSos., MAB.
Menurut Hery, salahsatu yang membuat UB masih menetapkan perkuliahan secara daring ini disebabkan kebijakan dari Pemerintah Kota Malang yang masih belum memperbolehkan pelaksanaan kuliah luring sepenuhnya mengingat mahasiswa UB berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
“Yang juga menjadi kendala adalah masalah bagaimana kepastian keselamatan mahasiswa selama ada di Malang ini yang membutuhkan adanya identifikasi lebih mendalam sebelum kita membuat kebijakan kuliah luring, termasuk biaya yang harus dikeluarkan para mahasiswa untuk sewa tempat indekos mengingat waktu kuliah semester ganjil ini hanya sampai pertengahan Desember mendatang,” ungkap Hery Prawoto Widodo.
Selain itu, Hery menegaskan izin dari orang tua juga menjadi salah satu permasalahan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa.
Saat ditanya kepastian pelaksanaan kuliah luring tersebut, Hery Prawoto Widodo menegaskan pihaknya masih menunggu arahan dari pimpinan yang meminta segera dilaksanakan rapat para pimpinan paling lama di awal November mendatang.
“Seperti apa sikap dan kesiapan seluruh Dekan dan Pimpinan yang lain agar pelaksanaan kuliah luring ini dapat diketahui sepenuhnya agar semuanya sudah harus siap jika memang akan melaksanakannya. Tapi saya belum dapat memastikan karena masih akan segera rapat dalam waktu dekat ini,” ungkap Hery.
Saat ditanya potensi pembelajaran secara hybrid dimana ada komposisi mahasiswa yang dapat hadir di kampus, Hery menyampaikan desain perkuliahan secara hybrid tersebut telah dipersiapkan sejak pertama terjadi pandemi covid-19.
“Namun melihat perkembangan kasus Covid-19 yang naik turun termasuk kota Malang yang masuk level darurat hingga berubah menjadi level 3 PPKM, maka akhirnya diputuskan untuk menggunakan pembelajaran secara daring hingga saat ini,” ungkap Koordinator Bagian Perencanaan, Akademik dan Kerjasama Universitas Brawijaya. (A.Y)