Dilatih dan dibimbing oleh dosen-dosen terbaik STIE Malangkucecwara.
ADADIMALANG – Sebagai bagian dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, STIE Malangkucecwara (ABM) telah menerjunkan dosen-dosen terbaiknya untuk melakukan pendampingan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk terus berkembang menjalankan usahanya. Salahsatunya adalah dengan melakukan pelatihan para pelaku UMKM sehingga wawasan dan kemampuan menjalankan usahanya terus berkembang dan dapat mengikuti perkembangan jaman dan pasar yang menjadi sasaran usahanya.
Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Dr Setiyawan, Dr Kadarusman, Dwi Nita Aryani Ph.D., Dr Nunung Nurastuti, Drs Ali Lating MM, Dra Triana Murtiningtyas MM., Ak., Sugeng Hariadi SE., MM., Ak., CA., Imama Zuhroh B.Sc., M.Comm., Fera Tjahjani SE., MM., Ak yang tergabung dalam tim pengabdian masyarakat dari STIE Malangkucecwara di Kampung Kajoetangan Heritage mulai siang tadi, Sabtu (13/11/2021).
Pelatihan kali ini diberikan kepada para ibu-ibu pelaku UMKM di kampung Kajoetangan Heritage yang memproduksi kue Ontbijtkoek khas dari Belanda yang saat ini jarang ada penjualnya di kota Malang.
“Kita memang butuh pendampingan-pendampingan dari kampus dan selama ini pelatihan-pelatihan dari kampus STIE Malangkucecwara (ABM) ini dirasakan sangat membantu sekali bagi masyarakat yang baru memulai usahanya dari nol,” ungkap anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) bidang UMKM Kajoetangan Heritage, Nikmatur Rohmah usai mengikuti pelatihan.
Menurut Nikmatur Rohmah, para pelaku UMKM di Kajoetangan Heritage diakui sangat membutuhkan pelatihan tentang pengemasan dan promosi produk yang baik.
“Dengan materi pelatihan hari ini tentang cara memasarkan sangat penting dan mendukung keberlangsungan UMKM di Kajoetangan Heritage ini. Sebagai contoh dulu kami belum mengetahui cara pembuatan label produk sehingga kami membuat produk di percetakan dengan harga yang lebih mahal, tetapi setelah ikut pelatihan dari ABM ini kami jadi dapat membuat label produk sendiri dengan diajarkan menggunakan aplikasinya,” ujar Nikmatur Rohmah.
Setelah mendapatkan pelatihan tentang marketprice dan marketplace hari ini, Nikmatur Rohmah mengaku akan memulai memasarkan produk-produk miliknya dengan memanfaatkan marketplace yang ada.
“Dulu masih takut memasarkan di marketplace karena takut salah, tapi setelah tahu caranya insyaAllah akan saya coba menawarkan produk saya di marketplace yang ada setelah pelatihan ini. Pokoknya kalau mau beli kue Ontbijtkoek itu ya belinya di Kajoetangan Heritage,” pungkas perempuan berkacamata ini.
https://m.youtube.com/watch?v=HfDaY_Xj_q8
Sementara itu,salahsatu dosen Akuntansi STIE Malangkucecwara yang menjadi narasumber pelatihan kali ini yakni Sugeng Hariadi SE., MM., Ak., CA., menyampaikan pendampingan pelaku UMKM di Kajoetangan Heritage ini telah dilaksanakan kurang lebih dua tahun lamanya.
“Pelatihan kali ini adalah mengajarkan bagaimana cara menjual produk kue dari Kajoetangan Heritage Malang ini di marketplace yang ada saat ini. Selain itu juga diberikan pelatihan tentang market price dengan harapan produk kue Ontbijtkoek dapat viral sehingga akan dikenal sebagai kue khas yang diproduksi di Kajoetangan Heritage,” ungkap Sugeng Hariadi.
Pelatihan yang diberikan Sugeng Hariadi kali ini diikuti ibu-ibu pelaku UMKM di Kajoetangan Heritage guna memperkenalkan marketprice dan marketplace untuk memasarkan produk kue Ontbijtkoek agar lebih dikenal di pasaran.
“Marketplace yang kami perkenalkan ini adalah marketplace yang sudah ada dan banyak dipergunakan oleh masyarakat umum. Jadi upaya untuk mampu bersaing dan diminati masyarakat maka kami latih tentang marketprice, sementara untuk memasarkan produknya kami bahas juga tentang marketplace yang dapat dipergunakan,” ungkap Sugeng Hariadi.
Saat ditanya tentang pelatihan berikutnya, Sugeng Hariadi menegaskan materi akan disesuaikan dengan kebutuhan para pelaku UMKM guna mendukung semakin berkembangnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dijalankan warga Kajoetangan Heritage tersebut.
“Belum ke Kajoetangan Heritage kalau belum belanja Ontbijtkoek. Sementara ini produksi dilaksanakan by order karena masih pandemi,” pungkas Nikmatur Rohmah. (A.Y)