Sebagai wujud penghormatan bagi jenazah yang telah dijadikan media pembelajaran mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
ADADIMALANG – Sebagai wujud penghormatan terhadap jenazah yang dijadikan media pembelajaran bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB), Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., M.S., bersama Dekan FKUB Dr. dr. Wisnu Barlianto, SpA, (K), M.Si, Med. meresmikan monumen Dwija Monabrata Pratistha hari ini, Jumat (07/01/2022).
Monumen Dwija Monabrata Pratistha yang memiliki makna ‘Guru Bersemayam Dalam Diam’ tersebut berada di Kompleks Pemakaman UB di Karang Ploso, Kabupaten Malang.
“Seorang dokter harus mengetahui anatomi tubuh manusia yang sesungguhnya yang tidak dapat hanya belajar dari buku saja. Meskipun mereka adalah jenazah tetapi telah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa FK UB sehingga kita sebut sebagai guru yang bersemayam dalam diam,” ungkap Dekan FK UB, dr. Wisnu Barlianto.
Selain berdiri monumen Dwija Monabrata Pratistha, di pemakaman UB tersebut juga dimakamkan jenazah yang telah selesai menjadi media pembelajaran para mahasiswa FK UB.
“Kadafer (jenazah) ini bukanlah sampah, sehingga kita melakukan proses yang sesuai dengan agama dan kita makamkan di komplek pemakaman UB ini,” ungkap Dekan FK UB.
Selain meresmikan monumen, Rektor UB dan Dekan FK UB juga meresmikn masjid Nuurusy Syifa’ dan ruang Innovation Public Service and Publication Information (RIIPI) serta Lab and Dep. Ilmu Faal.
“Masjid Nuurusy Syifa’ memiliki arti cahaya penyembuh. Harapannya lulusan FK UB dapat menjadi tenaga kesehatan dalam membantu penyembuhan pasien. Selain itu diharapkan melalui pembangunan masjid ini, maka sivitas akademika FK UB tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga spiritual,” ungkap dr. Wisnu Barlian.
Sementara itu, Rektor UB juga menegaskan bahwa masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah semata tetapi juga untuk pengembangan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama.
“Mudah-mudahan dengan diresmikannya masjid yang digandeng dengan peresmian laboratorium ini dapat dikawinkan antara kepentingan agama dengan ilmu sehingga menjadi manfat yang sangat baik,” pungkas Nuhfil Hanani. (A.Y)