Keuangan Terpadu Dan Kecerdasan Buatan Menjadi Tema Pengukuhan Dua Profesor Baru UB

Pengukuhan Profesor Baru Universitas Brawijaya, Sabtu (12/03/2022)
Pengukuhan Profesor Baru Universitas Brawijaya, Sabtu (12/03/2022)
banner 468x60

Dikukuhkan hari Sabtu lalu, Wayan Firdaus Mahmudy menjadi Profesor pertama Filkom UB.

ADADIMALANG – Belum genap satu bulan atau persisnya tanggal 26 Februari 2022 lalu Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan dua orang dosen perempuannya sebagai profesor baru di UB, hari Sabtu lalu (12/03/2022) kembali Universitas Negeri di Kota Malang ini menambah dua orang profesor barunya.

Profesor pertama yang dikukuhkan adalah Dr. Drs. Muhammad Saifi, M.Si dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), sementara profesor kedua datang dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) yakni Wayan Firdaus Mahmudy, S.Si., M.T., Ph.D.

Bacaan Lainnya

Muhammad Saifi menjadi profesor aktif ke 12 di FIA dan ke 163 di UB, sementara Wayan Firdaus Mahmudy menjadi profesor aktif pertama di Filkom UB dan ke 164 di Universitas Brawijaya.

Dalam orasi pengukuhannya, Muhammad Saifi mengangkat tema ‘Keuangan Terpadu di Perusahaan Asuransi’ dengan mengusung model baru untuk pengukuhan profesornya yakni Kebijakan Keuangan Terpadu.

“Kebijakan Keuangan Terpadu dirumuskan dengan lima unsur dasar yaitu corporate governance, intelectual capital, invesment policy, capital structure policy dan dividend policy. Kebijakan keuangan terpadu merupakan bagian dari ilmu manajemen keuangan dan bisnis yang berorientasi pada upaya menyejahterakan pemilik perusahaan,” ungkap Muhammad Saifi.

Model kebijakan keuangan terpadu tersebut menurut Saifi didapat dari pengambilan sampel delapan perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2018 hingga tahun 2020 dimana sampel perusahaan asuransi tersebut menarik diangkat karena semakin meningkatnya tren masyarakat membutuhkan perlindungan atas apa yang dimiliki. Namun jangan sampai kejadian gagal bayar polis di tahun 2019 terulang kembali.

“Secara umum laba perusahaana asuransi turun dari tahun 2019 di angka Rp.0,69 triliyun menjadi Rp.0,64 triliyun di tahun 2020 dan jumlah perusahaan asuransi yang tiap tahunnya mengalami fluktuasi cenderung turun di tahun 2020. Ini membuktikan bahwa asuransi-asuransi tersebut belum melakukan kebijakan keuangan yang tepat.

Kebijakan keuangan yang tepat untuk meningkat kinerja perusahaan diawali dari tata kelola perusahaan yang tepat. Saifi menyampaikan agar perusahaan tetap objektif, efisien dan berorientasi pada tujuan maka pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya perlu mengambil bagian dalam tata kelola perusahaan,” ungkap Muhammad Saifi.

Kemampuan bersaing perusahaan menurut Saifi juga kemudian tidaklah pada kepemilikan aktiva berwujud saja, tetapi aktiva yang tidak berwujud lebih pada inovasi, pengelolaan organisasi, skill dan sumber daya yang dimilikinya.

“Pada dasarnya kebijakan keuangan dalam perusahaan mencakup tiga bidang yaitu kebijakan investasi, kebijakan struktur modal, dan kebijakan dividen. Keunggulan model kebijakan keuangan terpadu ini yaitu menggabungkan antara corporate governance, intellectual capital, investment policy, capital structure policy dan dividend policy menjadi satu kesatuan analisis sehingga tujuan perusahaan untuk kesejahteraan pemilik bisa tercapai. Kelemahan dari model baru ini berkaitan dengan kebijakan struktur modal yang mengutamakan pada penggunaan modal internal dari pada modal eksternal,” pungkas Muhammad Saifi.

Sementara itu, profesor pertama Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB yakni Wayan Firdaus Mahmudy mengangkat tema Pengembangan Metode Kecerdasan Buatan Terintegrasi Untuk Optimasi proses Produksi dan Distribusi Induistri Manufaktur.

Wayan Firdaus Mahmudy dalam orasinya menyampaikan kerangka solusi yang diusulkan disebut ‘Model Terintegrasi Produksi Distribusi Manufaktur (MPDM)’ yang menggabungkan adaptive neuro fuzzy inference system (ANFIS) untuk meramalkan permintaan produk oleh konsumen, improved genetic algorithms (IGA) untuk menentukan jumlah setiap jenis barang yang harus diproduksi, real-coded genetic algorithms (RCGA) untuk menyusun jadwal produksi, dan modified genetic algorithms (MOGA) untuk menyusun mekanisme distribusi.

“Permasalahan pada proses produksi hingga distribusi yang harus diselesaikan ada empat yakni peramalan diperlukan untuk mendapatkan jumlah permintaan konsumen untuk setiap jenis produk, perencanaan produksi agregat menghasilkan kuantitas setiap jenis barang yang harus diproduksi, penentuan waktu mulai untuk memproduksi setiap jenis produk dilakukan pada proses penjadwalan dan proses produksi dilakukan dan kemudian produk harus didistribusikan ke konsumen,” ungkap Wayan.

Keempat permasalahan tersebut menurut Wayan harus diselesaikan dengan prinsip optimasi di industri manufaktur dimana produk yang dihasilkan harus lebih baik, lebih cepat proses produksinya, lebih kompetitif dari segi harga dan dapat diterima konsumen tepat waktu dengan biaya distribusi yang rendah.

“Beragam metode telah dikembangkan untuk mencari solusi dari masalah optimasi dimana metode umum yang dipakai adalah metode berbasis pemodelan matematika seperti min–max dynamic programming dan non-integer linear optimization problems. Sedangkan penerapan kecerdasan buatan pada proses ini didefinisikan sebagai mekanisme pemecahan masalah dengan mengadopsi pola pikir manusia. Pada paparannya ini Wayan fokus pada penerapan jaringan saraf tiruan dan evolutionary computation sebagai bagian dari metode kecerdasan buatan untuk penyelesaian masalah optimasi di industri,” ungkap Wayan.

Keseluruhan metode kecerdasan buatan menurut Wayan dapat diterapkan secara terintegrasi untuk menghasilkan solusi terbaik bagi industri manufaktur dengan menurunkan biaya produksi dan distribusi meskipun memiliki kekurangan memerlukan uji coba pendahuluan yang cukup memakan waktu untuk menentukan nilai parameter terbaik dari masing metode-metode untuk menghasilkan solusi optimal. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan