Tetap tak tinggalkan guru saat ingin berkembang ataupun saat menghadapi kendala.
ADADIMALANG – Meski sempat gagal dalam menciptakan suasana asri hijau royo-royo, namun warga RW 19 Purwantoro tak kenal menyerah.
Bahkan warga RW 19 Purwantoro yang dikenal dengan Kampung Wonosari Go Green tersebut terus berinovasi dan berkarya demi kemajuan kampungnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah berkomunikasi dengan Pembina Lingkungan Tingkat Nasional asal kota Malang yakni Bambang Irianto yang telah diakui prestasinya hingga tingkat internasional.
Bambang Irianto yang dikenal dengan Gerakan Menabung Air (Water Banking Movement) saat membangun kampung tematik Glintung Go Green (3G) tersebut akhirnya bersedia membina RW 19 Purwantoro yang memulai membangun kampungnya dengan tema urban farming.
Berbagai materi diberikan Bambang irianto, termasuk praktik di lapangan hingga mendatangkan banyak tamu atau pengunjung ke Kampung Wonosari Go Green (WNS).
“Saya sebagai Pembina Lingkungan memiliki kewajiban juga untuk melakukan pendampingan dan pembinaan kampung atau wilayah yang ingin berkembang membangun kampungnya,” ungkap Bambang Irianto yang juga menerima Piala Kalpataru ini.
Tak terasa dua tahun telah berlalu, Kampung Wonosari Go Green yang kini juga dikenal sebagai Kampung Pancasila tersebut telah menjadi salah satu destinasi wisata atau menerima kunjungan tamu dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Jadi ada banyak perkembangan yang sangat luar biasa pada kampung Wonosari ini setelah mendapat pembinaan dari pak Bambang Irianto. Dan saat ini persis sudah dua tahun kita dibina oleh pak Bambang Irianto sebagai guru kita dalam membangun kampung,” ungkap Ketua Lingkungan RW 19 Purwantoro, Drs Dwi Moelyo.
Selama dua tahun, kampung yang dibangun oleh warganya yang didominasi lanjut usia (Lansia) ini telah banyak berkembang, baik secara konsep membangun kampung hingga materi dan wawasan dari para pelaku kampung tematik WNS.
https://youtu.be/BYk9Be4wPQM
“Kampung Wonosari ini menjadi berwarna. Ada berbagai sayuran karena program urban farming yang diterapkan di sana, kemudian banyak kegiatan baru warga seperti Dewi Godong dengan kemampuan musik yang ditampilkan setiap ada tamu dan juga lokasi-lokasi kunjungan yang unik. Dua tahun ini kita mengalami banyak perubahan yang sangat signifikan,” ungkap pria yang hobi mengabadikan kunjungan tamu melalui gadgetnya ini.
Dwi menambahkan, berbagai kemampuan juga diajarkan oleh Bambang Irianto termasuk praktik di lapangan seperti cara menyambut tamu, cara memberikan penjelasan saat menjadi guide para tamu hingga pembangunan Taman Garuda yang menjadi salah satu icon di Kampung pancasila tersebut.
“Dua tahun tidak terasa saya telah mendampingi dan membina RW 19 Purwantoro (Wonosari), dan saya menilai saat ini warga Wonosari harus mulai belajar mandiri. Oleh karenanya saya mulai mengurangi peran saya di Wonosari saat ada kunjungan tamu ke kampung mereka,” ungkap Bambang Irianto.
Menurut pria yang juga membina ratusan RW di Tangerang ini, dengan mengurangi perannya saat ada kunjungan tamu datang diharapkan warga Wonosari akan benar-benar total mempraktikkan semua materi yang telah diberikan dan juga belajar membuat keputusan yang tepat demi kemajuan kampung mereka.
“Dengan begini maka warga Wonosari mau tidak mau harus mulai berpikir tentang solusi dari permasalahan yang timbul, meski saya juga tidak lepas tangan jika warga Wonosari ingin berdiskusi tentang kampungnya atau yang lainnya,” ujar Bambang Irianto.
Ditemui usai menerima tamu dari Kampung Marlisa Kabupaten Gresik, Dwi Moelyo menegaskan meski telah dilatih untuk mulai mandiri namun warga Wonosari Go Green tetap berkordinasi dan berkonsultasi dengan Bambang Irianto terkait pengembangan wilayahnya ataupun saat muncul kendala di lapangan.
“Kami selalu berkomunikasi dan meminta bimbingan dari pak Bambang Irianto sebagai pembina dan guru kami. Dua tahun didampingi dan dibina pak Bambang Irianto, Kampung Wonosari Go Green telah berubah drastis. Bahkan kalau bicara soal tamu, sudah ratusan rombongan tamu yang telah datang ke kampung kami. Jika pengunjung mungkin sudah ribuan yang datang,” pungkas Dwi Moelyo. (A.Y)