ADADIMALANG – Aremania dan Aremanita serta pecinta sepak bola di Malang terus mendengungkan tagar ‘Usut Tuntas’ terkait Tragedi Kanjuruhan pada 1 oktober 2022 lalu.
Di tengah kesibukannya, Wali Kota Malang, Drs H. Sutiaji menyempatkan untuk datang ke Posko gaungan Aremania yang ada di Kantor Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di jalan Semeru Kota Malang (23/10/2022).
Dalam forum dialog bersama tim Gabungan Aremania yang ada, Wali Kota Sutiaji mengaku sengaja datang karena ingin mendengarkan secara langsung aspirasi dari Aremania, selain pengawalan pada proses hukum yang sudah dilakukan.
“Saya juga mengajak beberapa kepala dinas, seperti Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala BPBD, untuk dapat membantu apa yang dibutuhkan. Seperti jika ada anak dari korban Kanjuruhan masih berusia Sekolah Dasar atau SMP, akan langsung ditangani oleh Dinas Pendidikan agar digratiskan dari segala macam biaya dan ditanggung Pemkot,” ungkap Wali Kota Sutiaji.
Sementara untuk anak yang duduk di bangku SMA, Wali Kota Malang akan berkoordinasi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa agar dapat diberi pembebasan biaya juga.
“Seperti inilah Malang yang sesungguhnya, disaat ada temannya yang kesusahan atau sakit, maka Aremania akan mengesampingkan dulu keluarganya untuk membantu keluarga temannya yang sakit. Inilah filosofi Salam Satu Jiwa yang benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Wali Kota Sutiaji.
Sementara itu, Totok Kaconk salah satu koordinator Tim Gabungan Aremania di kantor KNPI mengaku bangga atas sikap Wali Kota Malang yang peduli dengan turun langsung ke posko dan selalu menyempatkan diri mendatangi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
“Hanya orang yang berjiwa Singa yang berani datang ke posko dan keluarga korban untuk larut dalam kesedihan dan mencoba mengangkat mental dari saudaranya yang meninggal. Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Wali Kota Sutiaji, dengan mengajak jajarannya yang sangat tepat membantu dalam penanganan bencana ini, karena masih banyak suporter yang mengalami luka tapi belum melapor ke posko dan masih mengalami trauma,” jelas Totok Kaconk.
Totok menambahkan, untuk korban yang meninggal dunia akan mendapat santunan sebesar Rp.10 juta rupiah, sedangkan untuk korban yang luka-luka akan mendapat bantuan sebesar Rp.1 juta hingga Rp.2,5 juta yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup.
“Bantuan yang sudah masuk ada dari Amanah Bakrie sebesar Rp.1.4 Miliar, uang dari suporter terkumpul Rp.160 juta dan penggalangan dana akan ditutup dulu pada tanggal 30 Oktober, karena uang yang masuk harus jelas peruntukan dan laporannya,” pungkas Kaconk. (A.Y)