Membawa spirit Raden Wijaya membuat para atlet lari bersemangat menyelesaikan Napak Tilas.
ADADIMALANG – Setelah diberangkatkan oleh Rektor Universitas Brawijaya pada tanggal 3 Januari 2023 lalu dari Pendopo Agung Trowulan di Mojokerto, rombongan pelari peserta Napak tilas Raden Wijaya akhirnya tiba di kampus UB saat puncak peringatan Lustrum XII dan Dies Natalis ke-60 UB pagi tadi, Kamis (05/01/2023).
Rombongan pelari yang dipimpin oleh Wakil Rektor IV UB, Prof. Dr. Moch. Sasmito Djati, MS., ini tiba di Guest House UB disambut rombongan Reog dari Universitas Brawijaya. Kemudian diiringi rombongan reog, para pelari kemudian berjalan menuju ke lokasi Sidang terbuka Senat UB di gedung Samantha Krida yang menjadi lokasi puncak peringatan Lustrum XII dan Dies Natalis ke-60 Universitas Brawijaya.
Kedatangan rombongan pelari Napak Tilas Raden WIjaya ini disambut oleh Rektor Universitas Brawijaya dan para undangan kegiatan Sidang Terbuka Senat tersebut. Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc., kemudian mengalungkan medali kepada para pelari Napak Tilas Raden Wijaya tersebut.
Penggagas dan pimpinan rombongan Napak Tilas Raden Wijaya, Moch. Sasmito Djati menceritakan tentang pengalaman mengikuti kegiatan Napak Tilas tersebut.
“Semua atllet nampak sangat antusias mengikuti Napak Tilas Raden Wijaya ini, sehingga hal itu menjadi kekuatan bagi kita semua menyelesaikan 107 kilometer perjalanan. Sebenarnya kita rancang 50 kilometer itu dapat ditempuh dalam 12 jam, tapi kemarin 12 jam lebih sedikit sudah menempuh 73 kilometer. Jadi lebih cepat,” ungkap Sasmito Djati.
Faktor suhu, cuaca dan kelembapan saat pemberangkatan diakui Sasmito cukup berat bagi para pelari, termasuk banyaknya truk di rute perjalanan napak tilas juga cukup berbahaya bagi para peserta.
“Banyak asap yang dihasilkan kendaraan dan banyaknya kendaraan juga menjadi perhatian dari Rektor UB yang memantau perjalanan Napak Tilas tersebut. Namun para pelari merasa bahagia sekali karena kita tidak hanya berlari semata tetapi juga beramal kepada driver ojek online perempuan,” ujar Sasmito Djati.
Dengan spirit Raden Wijaya yang dibawa para pelari membuat perjalanan Napak Tilas dapat diselesaikan lebih cepat dari target waktu yang dicanangkan.
“Goal dari napak tilas itu seperti yang disampaikan oleh Pak Rektor UB karena Raden Wijaya adalah pendiri kerajaan Majapahit dimana mendirikan itu kan memiliki mimpi besar dan ternyata terwujud kan memang mimpi besar itu. Kami ingin membangun cita-cita Raden WIjaya bahwa negeri ini negeri kepulauan dengan kekayaan yang luar biasa yang menurut saya itu menjadi karakter Universitas Brawijaya. Kita tahu bahwa science itu plural dan memang harus menghargai budaya. Dan visi misi kita juga menghargai budaya dimana science juga didasari oleh budaya. Spirit itu yang kita bawa lari dalam Napak Tilas tersebut.,” jelas Sasmito Djati.
Sebagai penggagas sekaligus peserta lari, Sasmito Djati berharap kegiatan Napak Tilas Raden Wijaya dapat dilaksanakan setiap tahun agar civitas akademika UB setiap tahun dapat berpikir tentang karakter dan sejarah Universitas Brawijaya.
“Dengan begitu maka karakter UB akan semakin kuat juga berfilsafat Bhinneka Tunggal Ika yang akan menjadi pelengkap kita dengan budaya-budaya yang kita miliki,” pungkas Wakil Rektor IV UB, Prof. Dr. Moch. Sasmito Djati, MS. (A.Y)