Punokawan menjadi respresentasi elemen CI-EL, sementara Pandawa menjadi representasi elemen PI-PM.
ADADIMALANG – Berbagai perubahan dan kemajuan teknologi termasuk era disruptif saat ini dinilai menyebabkan konsep pemasaran yang dianut dan dijalankan selama ini tidak lagi dapat berfungsi optimal seperti yang diharapkan.
Inovasi-inovasi juga dilakukan sebagai bagian dari adaptasi untuk tetap survive dan atau bahkan mengembangkan bisnis yang dijalankan saat ini.
Beberapa hal yang dinilai sebagai kunci sukses dalam bisnis adalah kemampuan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan sasaran pasar, yang kemudian memunculkan konsep pemasaran berbasis wirausaha generasi baru saat ini.
Konsep pemasaran berbasis wirausaha saat ini memberi pendekatan yang lebih holistik dengan ciri khas kelincahan, fleksibilitas dan kreativitas serta pengonvergensian berbagai dikotomi dalam organisasi. Diharapkan dengan ciri khas yang dimilikinya tersebut akan mampu membawa organisasi bisnisnya melewati the next curve menuju tahun 2025 hingga tahun 2030 atau sesudahnya.
Berlandaskan konsep pemasaran yang menggabungkan dikotomi profesional dan entrepreneurial itulah yang dikemukakan oleh Pakar Pemasaran Indonesia yakni Hermawan Kartajaya dalam buku barunya ‘Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability’ yang dibuat bersama The Father of Marketing yakni Philip Kotler.
Karya tulis ke-11 Hermawan Kartajaya ini diluncurkan dalam Official International Launch di World Intellectual Property Organization (WIPO), Jenewa, Swiss yang dilakukan secara hybrid. Buku tersebut disusun bersama co-authors lainnya, yaitu Hooi Den Huan yang merupakan Associate Professor of Marketing di Nanyang Business School dan Jacky Mussry selaku Deputy Chairman dan CEO MarkPlus, Inc.
“Buku Entrepreneurial Marketing ini akan mendobrak stagnasi pendekatan pemasaran konvensional yang kerap tidak mumpuni lagi dalam era konektivitas digital dengan perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat. Saya memperkenalkan buku ini dalam Official International Launch untuk menghadapi fenomena vulnerability, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA) yang terjadi hingga saat ini dengan memberi solusi terhadap pelanggan dan memberikan manfaat positif ekonomi terhadap suatu perusahaan dan masyarakat,” ungkap Founder&Chairman MarkPlus Corp, Hermawan Kartajaya.
Menurut Hermawan, semua elemen krusial disatukan dalam Omnihouse Model dengan menempatkan aspek operasional sebagai pusatnya untuk memastikan apa yang menjadi tujuan pemasaran dapat dicapai sekaligus memastikan tuntutan hasil finansial juga tercapai.
“Omnihouse Model terdiri dari dua klaster, yakni klaster entrepreneurial yang terdiri dari elemen-elemen Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership (CI-EL) Sementara klaster professionalism yang terdiri dari elemen-elemen Productivity, Improvement, Professionalism, dan Management (PI-PM). Masing-masing klaster dalam model tersebut disimbolkan oleh tokoh-tokoh Punokawan dan Pandawa,” ungkap Hermawan.
Representasi elemen CI-EL terdapat dalam Punokawan, sementara Pandawa merepresntasikan elemen PI-PM.
PUNOKAWAN
• Bagong dikenal sebagai pribadi yang memiliki kreativitas tinggi dan mampu memberikan ide-ide baru merepresentasikan elemen Creativity.
• Petruk sebagai pribadi yang cepat tanggap dan memiliki kemampuan untuk berani berinovasi di berbagai situasi merepresentaikan elemen Innovation.
• Gareng dikenal sebagai pribadi yang dapat membuka kesempatan untuk masuk dalam dunia kewirausahaan sehingga dinilai merepresentasikan elemen Entrepreneurship.
• Semar sebagai tokoh pimpinan para Punokawan dikenal sebagai pribadi yang memiliki kebijaksanaan untuk memberikan nasihat sebagaimana sosok pemimpin bertindak dalam suatu kelompok dinilai merepresentasikan elemen Leadership.
PANDAWA
• Nakula dan Sadewa dikenal sebagai dua pribadi dengan wawasan pengetahuan yang tinggi sehingga dinilai layak merepresentasikan elemen Productivity.
• Arjuna sebagai pribadi yang konsisten dalam mengembangkan keterampilannya ini merepresentasikan elemen Improvement.
• Bima yang dikenal sebagai figur kuat dalam Pandawa ini dikenal sebagai sosok dengan tekad besar untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya saat bertarung merepresentasikan elemen Professionalism.
• Yudhistira yang dikenal sebagai sosok jujur, adil dan memiliki toleransi tinggi dinilai mewakili elemen Management mengingat Yudhistira dikenal sebagai pribadi yang fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran.
Konsep Punokawan dan Pandawa diadopsi sebagai simbol-simbol kapabilitas baru yang berakar dari budaya Indonesia merupakan yang pertama dalam buku berskala internasional yang dijelaskan secara cukup terinci pada bagian apendiks buku Entrepreneurial Marketing tersebut.
Dalam peluncuran bukunya tersebut, Hermawan Kartajaya menyatakan sangat bangga dapat membawa sejumlah karakter mitos Indonesia tersebut mendunia di era digital ini.
“Setelah 25 tahun menulis buku bersama Philip Kotler, saya dapat membawa konsep Punokawan yang merupakan simbol mitos asal Indonesia ke kancah internasional. Buku ini membawa pendekatan entrepreneurial marketing untuk menjawab kondisi dinamis dari tahun ke tahun dan menjadi pendorong terhadap spirit Indonesia untuk bangkit dan memperjuangkan semangat Asia dalam lanskap Global,” pungkas Hermawan Kartajaya. (A.Y)