Home / Berita / Umum / UMKM Dinoyo Dapat Suntikan Ilmu dari Dosen Polinema: Belajar Baca Data, Bukan Hanya Jualan!

UMKM Dinoyo Dapat Suntikan Ilmu dari Dosen Polinema: Belajar Baca Data, Bukan Hanya Jualan!

Dosen POLINEMA bersama dengan UPT BPSDMP Kominfo Surabaya dan Kelurahan Dinoyo berikan pelatihan pelaku UMKM (Foto : Shelly)

Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Di tengah gempuran era digital, para pelaku UMKM tak lagi cukup hanya andalkan intuisi. Mereka kini ditantang naik level untuk belajar membaca data dan memahami pola belanja konsumen lewat teknologi.

Itulah yang coba ditanamkan oleh Rosy Aprieza Puspita Zandra, dosen akuntansi Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), saat mengisi pelatihan digital untuk pelaku UMKM Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru selama dua hari mulai hari ini (30/04/2025).

“Berjualan di Shopee, TikTok, atau GoFood memang penting, tapi lebih penting lagi tahu apa yang dibeli, kapan dibeli, dan kenapa dibeli. Semua itu ada datanya, tinggal dibaca dan dimanfaatkan,” terang Rosy.

Dalam sesi pelatihan, Rosy membawa materi tentang data analytics dan pemanfaatan insight e-commerce, hal yang selama ini jarang disentuh UMKM skala mikro. Lewat pendekatan yang sederhana dan praktis, Rosy mengajak para peserta melihat laporan penjualan sebagai kompas bisnis, bukan sekadar angka.

“Kalau tahu produk mana yang paling diminati, bisa fokus di situ. Kalau tahu kapan penjualan melonjak, bisa maksimalkan promo. Data seperti ini penting untuk membuat keputusan yang lebih cerdas,” tambahnya.

Pelatihan ini merupakan hasil sinergi antara BPSDMP Kominfo Surabaya dan Kelurahan Dinoyo dalam program literasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI). Sebanyak 74 pelaku UMKM dilibatkan dalam kegiatan ini. Selain belajar digital marketing, mereka juga diperkenalkan dengan cara kerja AI dari membuat desain, copywriting, hingga perhitungan harga jual secara otomatis.

Kepala UPT BPSDMP Kominfo Surabaya, Bagus Winarko, menyebut program ini sebagai bentuk nyata kolaborasi antarsektor. “Ini bukan pelatihan one-time event. Kami ingin ada keberlanjutan, makanya nanti dilakukan tracer study. Kami ukur dampaknya ke omzet peserta,” ujarnya.

Respons positif datang dari pemerintah lokal. Lurah Dinoyo, Edwin Daniel, mengungkapkan bahwa pelatihan ini menjadi semacam “batu loncatan” untuk memperkenalkan teknologi kepada warganya. Ia bahkan harus menyederhanakan komunikasi ke para ketua RW agar warganya tidak takut dengan istilah seperti AI atau data analitik.

“Saya bilang ke warga, ini pelatihan yang beda dan bisa bikin usaha mereka lebih maju. Jadi yang daftar memang yang benar-benar mau belajar, bukan sekadar ikut-ikutan,” kata Edwin.

Meskipun saat ini pelatihan masih menyasar UMKM dengan literasi digital menengah, rencananya cakupan wilayah akan diperluas. Materi pun akan disesuaikan agar bisa menjangkau lebih banyak pelaku usaha, termasuk pemula.

Jika pendekatan seperti ini konsisten dijalankan, Malang bisa jadi pionir kota ramah UMKM digital di Indonesia. (Shel/AY)

Tag: