Buku Putri Cina Dan Buku Kambing Hitam Dari Sindhunata Dibedah Di SMAK Kosayu Malang

banner 468x60

Dilaksanakan dalam rangka peringatan 25 tahun reformasi.

ADADIMALANG – Dalam rangka memperingati 25 tahun reformasi Indonesia, Agamawan sekaligus budayawan yang juga aktif menulis buku yakni Romo Dr. Gabriell Possenti Sindhunata, SJ menggelar peluncuran kembali dua bukunya di SMAK Kolese Santo Yusup (Kosayu) Malang pagi ini, Rabu (24/05/2023).

Kegiatan peluncuran kembali yang diisi dengan bedah buku Romo Sindhunata yang berjudul Putri Cina ini diikuti lebih dari 130 orang yang terdiri dari siswa dan Guru Pendidik SMAK Kosayu Malang serta tamu undangan lainnya.

Bacaan Lainnya

Ketua Panitia kegiatan Peluncuran Kembali dan Bedah Buku yakni Antonius Joko Prasetyo menyampaikan kegiatan tersebut dilatarbelakangi dari keinginan Romo Sindhunata yang ingin berbagi pengalaman hidupnya kepada para siswa SMAK Kosayu dan para guru pendidik yang hadir.

“Jadi Romo Sindhunata sendiri yang berbincang-bincang dengan Ketua Yayasan kami dan memilih melaksanakan kegiatan tersebut di SMAK Kosayu Malang ini,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Kepala Perpustakaan SMAK Kosayu Malang ini.

Terkait dengan materi buku Putri Cina yang dibedah oleh Dr Agustinus Indradi, M.Pd dan Cici Ma Chung 2022 Michelle Aveline Gracia Chandra tersebut menurut Joko sangat positif dan bermanfaat bagi siswa-siswi SMAK Kosayu yang didominasi oleh siswa dengan latar belakang ethnis Tionghoa.

“Kami berterimakasih atas pelaksanaan kegiatan ini yang sangat bermanfaat khususnya bagi komunitas warga di SMAK Kosayu Malang ini,” pungkas Antonius Joko Prasetyo.

Hal positif juga disampaikan oleh Ratna Christina selaku Bagian Pemasaran Universitas Ma Chung yang menyampaikan Indonesia dapat maju jika Cross Cultural Understanding dapat semakin ditumbuh kembangkan di masyarakat Indonesia.

“Jika kita memang menginginkan Indonesia maju, maka diperlukan kolaborasi semua pihak tanpa adanya sekat-sekat latar belakang Agama, Suku, Ras, Ethnic, kelompok dan lain sebagainya,” ungkap Ratna.

Menurutnya, kegiatan bedah buku Putri Cina yang dilaksanakan kali ini akan dapat menyuburkan Cross Culture Understanding yang akan dapat mendukung semakin majunya Indonesia ke depan.

Di momen peluncuran kembali dan bedah buku tersebut, juga dilaksanakan pemberian anugerah oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) kepada Tokoh Peranakan Tionghoa Malang Raya yang dinilai berjasa bagi bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Sudarno Hadipuro selaku Wakil Ketua Perhimpunan INTI Malang Raya yang menegaskan Perhimpunan INTI Malang Raya memberikan penghargaan sebagai wujud apresiasi kepada tiga orang tokoh Peranakan Tionghoa di Malang Raya.

“Tiga orang yang mendapat anugerah penghargaan ini adalah Dr. dr. H. Sugiharta Tandya, Sp.PK (Tan Sing Liang) sebagai Tokoh Multikultural Peranakan Tionghoa. Yang kedua adalah Kolonel Purn. dr. Tirtahamidjaja Rahardja, SpB, FinaCS (Liem Kian Gwan) sebagai Tokoh Peranakan Tionghoa Pejuang Sosial Kemasyarakatan Yang Berintegritas, dan yang ketiga kepada Romo Dr. Gabriel Possenti Sindhunata, SJ (Liem Tiong Sien) sebagai Sastrawan dan Budayawan Peranakan Tionghoa yang menginspirasi,” jelas Sudarno Hadipuro.

Ditanya alasan penyerahan anugerah tersebut diberikan di SMAK Kosayu Malang, Sudarno menegaskan dengan pemberian anugerah di hadapan para guru dan siswa SMAK Kosayu Malang tersebut akan memberikan informasi secara langsung bahwa sebelum Indonesia Merdeka sudah banyak tokoh-tokoh Tionghoa di Malang Raya ini yang telah memberikan bhakti terbaiknya bagi bumi pertiwi.

Saat berita ini dimuat, kegiatan bedah buku masih tengah berlangsung. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

1 Komentar