Dosen FEB UB buat Experiential Relationship Quality Plus (ExRQ+) Model yang dapat diterapkan jika ingin wisatawan terus berdatangan.
ADADIMALANG.COM | KOTA MALANG – Sebuah Destinasi Wisata akan berupaya semaksimal mungkin agar pengunjung atau wisatawan terus datang dan akan kembali saat ingin menikmati suasana di destinasi wisata tersebut.
Namun ternyata dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh Prof. Ananda Sabil Hussein, S.E., M.Com., Ph.D dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), kebanyakan para pengunjung atau wisatawan saat ini tidak banyak yang memilih kembali dan justru memilih mencari destinasi wisata lainnya yang belum pernah dikunjungi.
Dalam disertasinya, Ananda Sabil Hussein membahas tentang model strategi peningkatan loyalitas wisatawan menuju tujuan wisata berkelanjutan dengan menerapkan Experiential Relationship Quality Plus (ExRQ+).
“Kajian-kajian bidang pemasaran umum dan pemasaran pariwisata nampak terlihat bahwa konsep relationship quality merupakan konsep penting yang dapat digunakan oleh para pemasar khususnya pemasar pariwisata untuk mampu menciptakan sebuah hubungan jangka panjang dengan wisatawan. Utamanya dapat menciptakan kepercayaan dan kepuasan sebagai komponen penting dari relationship quality mutlak,” ungkap Prof. Ananda Sabil.
Melalui berbagai kajian yang dilakukannya, Prof. Ananda Sabil berhasil merumuskan sebuah konsep untuk pembentukan loyalitas wisatawan terhadap sebuah tujuan atau destinasi wisata yang diberi nama ExRQ+.
“Konsep ExRQ+ tersebut dibuat untuk menyempurnakan konsep relationship quality, konsep ExRQ+ Model memberikan beberapa kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pemasaran. Model ini merupakan sebuah model konseptual yang komprehensif dengan mengintegrasikan relationship quality dengan experience–engagement model yang saya kembangkan pada penelitian-penelitian saya sebelumnya,” katanya.
Kepuasan pengunjung atau wisatawan saat mengunjungi sebuah destinasi wisata diyakini akan menciptakan sebuah keterlibatan emosional yang akan menimbulkan sebuah hubungan jangka panjang, termasuk revisiting ke destinasi wisata tersebut.
“Intinya ada tiga komponen dasar experience yakni adanya interaksi antara wisatawan dan pengelola destinasi wisata, lalu ada interaksi fisik dan ada hasil (output) yang didapatkan wisatawan setelah melakukan kunjungan,” jelasnya.
Ditanya terkait destinasi wisata yang banyak ditemukan di kota Malang termasuk Kampung Tematik, pria yang dikukuhkan sebagai profesor aktif ke-21 FEB UB ini menyampaikan bahwa Kota Malang memiliki potensi luar biasa karena orang Malang kreatif dan inovatif.
“Tetapi permasalahannya dengan kreatifitas kita mampu membuat sebuah destinasi wisata, tetapi kelemahannya adalah tidak mampu menjaga pengalaman wisatawan yang berkunjung akan tetap baik setelah berkunjung atau setelah kembali berkunjung ke lokasi yang sama,” ungkap pria yang saat ini menjadi profesor termuda di Universitas Brawijaya.
Oleh karena itu untuk tetap mampu menjaga konsistensi kepuasan para wisatawan, perlu dilakukan berbagai inovasi sehingga akan ada hal-hal baru yang ditemukan yang akan menciptakan experience yang baru pula.
“Kalau tetap tidak ada hal baru maka lambatlaun daya tarik sebuah destinasi wisata lama kelamaan akan memudar sehingga wisatawan yang akan datang akan semakin menurun,” pungkas Prof. Ananda Sabil menjawab pertanyaan wartawan AdaDiMalang.com. (A.Y)