Lulusan FEB harus berani dan adaptif dengan perubahan zaman dan perkembangan pesat teknologi saat ini.
ADADIMALANG.COM I Kota Malang – Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, B.Bus., M.Sc. menghadiri kegiatan Sidang Pleno Asosiasi Fakultas Ekonomi&Bisnis Indonesia (AFEBI) yang dilaksanakan di Hotel Grand Mercure Malang Mirama hari ini, Kamis (06/07/2023).
Kepada awak media, Wakil Gubernur Jawa Timur menyampaikan bahwa Pemerintah menaruh harapan besar kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan yang ada saat ini.
“Yang hadir di sini adalah para Dekan FEB dari 82 perguruan tinggi negeri dimana hingga saat ini FEB selalu menjadi fakultas terbesar di setiap universitas, meskipun harus diakui untuk dapat diterima di FEB kampus negeri itu tidak mudah meski di beberapa kampus swasta sudah mulai ada yang kesulitan mencari mahasiswa baru karena ada perubahan zaman yg luar biasa,” ungkap Emil Dardak.
Menghadapi berbagai perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat saat ini, Emil berharap program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidian dan Kebudayaan yang dijalankan berbagai kampus termasuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis akan mampu merorientasi lulusan FEB.
“Apalagi sekarang kecerdasan buatan (AI) telah mulai dapat menggantikan pekerjaan orang sehingga FEB harus mampu mencetak lulusan ekonomi yang berani dan adaptif. Mahaiswa FEB kuliah empat tahun tapi setelah itu masih berkarir hampir 30 tahun lagi, jadi jangan sampai 30 tahun berkarir nanti masih terkungkung oleh empat tahun saat kuliah. Lulusan FEB harus memiliki keberanian untuk berkarir di luar kemampuan yang dia kuasai atau pelajari selama empat tahun di kampus,” ujar pria ramah ini.
https://youtu.be/lhpzGS-H4sc
Menurutnya, program Merdeka Belajar harus dapat disambungkan dengan Merdeka Berkarir sehingga diperlukan lulusan FEB yang mampu menjawab tantangan melalui program Merdeka Belajar.
“Salah satunya yang harus dilakukan adalah pihak Fakultas dipaksa untuk memampatkan mata kuliah sebanyak 1 semester yang nantinya dapat dipergunakan untuk menambah cakrawala berfikir para mahasiswa melalui program Merdeka Belajar yang nantinya akan berseiringan dengan Merdeka Berkarir,” pungkas Emil Dardak.
Menanggapi harapan Wakil Gubernur Jatim agar FEB dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjawab tantangan zaman dan perkembangan teknologi saat ini,Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya yakni Abdul Ghofar, SE., MSi, MAcc., DBA., Ak., CA menyampaikan tantang tersebut sangatlah berat bagi dunia pendidikan khususnya FEB di kampus negeri Indonesia.
“Ini tantangannya sangat berat karena di Perguruan Tinggi Negeri masih melakukan kegiatan-kegiatan yang tradisional things. Yang kita kerjakan selama ini adalah mendidik mahasiswa selama empat tahun, kemudian mereka menerima gelar dan ijazah padahal saat ini trendnya sangat luar biasa. Sertifikasi-sertifikasi yang dulunya menjadi tambahan saat ini menjadi yang utama. Kompetensi tenaga kerja kita menjadi yang utama,” ungkap pria yang menjadi Ketua Pelaksana Sidang Pleno ke-20 AFEBI ini.
https://youtu.be/wfNvds-Wx-k
Dengan berbagai perubahan dan perkembangan yang ada saat ini membuat FEBdunia kampus khususnya FEB memiliki tantangan yang luar bisa agar relevansi pendidikan FEB di Indonesia tetap terjaga.
“Memang mau tidak mau kita harus meredefinisi kurikulum kita termasuk kompetensi yang akan kita berikan kepada mahasiswa sehingga otomatis kurikulum akan berubah. Ini tantangan utama kita saat ini,” ungkap Ghofar.
Mengakhiri wawancara, Abdul Ghofar menambahkan rencana Wakil Gubernur akan mendeklarasikan Merdeka Berkarir tersebut maka diharapkan nanti para lulusan FEB tidak terperangkap pada bidang ijazahnya saja.
“Ini tantangan Perguruan Tinggi khususnya FEB karena saat ini batas antar keilmuan sudah sangat tipis sekali,” pungkas Dean FEB Universitas Brawijaya.
Ditemui di lokasi yang sama, Ketua Dewan Pengurus Nasional AFEBI yakni Prof. Dr. Abd. Rahman Kadir, SE., M.Si., menyampaikan Sidang pleno AFEBI ke-20 yang dilaksanakan di Kota Malang ini memiliki beberapa agenda termasuk melakukan diskusi dengan berbagai tema karenahingga saat ini masih ada disparitas di Fakultas Ekonomi ini yang ada di Pulau Jawa dan di luar pulau Jawa.
“Yang kedua hari ini selain ada seminar dari para pakar sesuai tema yakni ‘Quick Wins Transformasi Ekonomi: Manifestasi Visi Ekonomi Indonesia Emas’, ada juga Forum Dekan dan Forum Wakil Dekan yang berbicara tentang MBKM, Joint Riset, Joint Pengabdian Masyarakat (Penmas) dan banyak kegiatan akademik yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan FEB,” ungkap Kadir.
https://youtu.be/6Q1VCIzXf_g
Rencananya di bulan November 2023 mendatang kegiatan Sidang Pleno akan kembali digelar AFEBI di lokasi lainnya untuk mengevaluasi rencana yang telah dibuat saat ini di Malang apakah telah berjalan atau belum.
“Semuanya akan bermuara pada perbaikan terus menerus pada program belajar mengajar yang akan berpengaruh pada kualitas lulusan kita. Persaingan masuk Fakultas Ekonomi di kampus Negeri itu sangat ketat sehingga orang-orang terpilih yang dapat diterima masuk tersebut menjalani proses yang kita perbaiki terus menerus agar output dan outcome-nya akan memberikan manfaat untuk bangsa dan negara ini,” ujarnya.
DPN AFEBI juga disebutkan mengucapkan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Malang selaku Kepala Daerah tempat penyelenggara Sidang Pleno ke-20 AFEBI, termasuk juga kepada Rektor dan Dekan FEB Universitas Brawijaya yang menjadi tuan rumah Sidang Pleno ke-20 AFEBI kali ini.
Sidang Pleno ke-20 kali ini dilaksanakan secara luring dengan peserta seluruh Dekan FEB anggota AFEBI, Wakil Dekan, Ketua Prodi, Ketua Departemen dan dosen anggota AFEBI.
“Semoga dengan dilaksanakan Sidang Pleno ke-20 AFEBI ini dapat bermanfaat bagi kemajuan perekonomian di Indonesia dan maanfaat pengembangan keilmuan bagi para peserta anggota AFEBI seluruh Indonesia,” pungkas Ketua DPN AFEBI dalam sambutannya. (A.Y)