Beri pelatihan kepada kader kesehatan untuk mengolah Bayam menjadi makanan kaya gizi yang disukai anak-anak.
ADADIMALANG.COM | Kab. Malang – Memanfaatkan hasil penelitian alih teknologi merubah sayur Bayam menjadi cookies (kue) dan jelly, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada (STIKES WGH) Malang melakukan upaya dalam pencegahan terjadinya kasus stunting (gizi buruk).
Harapannya dengan kue dan jelly yang digemari anak-anak maka dapat membantu penyerapan sayur Bayam sebagai suplemen penambah gizi untuk mencegah terjadinya stunting.
Demikian dijelaskan oleh Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat STIKES WGH Malang, Abdul Qodir, S.Kep., Ns., M.Kep. yang menyampaikan bahwa kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kali ini menyasar para kader kesehatan yang ada di desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada siang hari tadi, Sabtu (19/08/2023).
“Jadi kita mengedukasi para kader kesehatan di desa Klampok untuk paham dan sadar tentang stunting, kemudian kita juga melatih mereka untuk membuat suplemen penambah gizi balita yang berupa alih teknologi sayur Bayam menjadi bentuk kue (cookies) dan Jelly yang dapat diberikan kepada balita dan bayi,” ungkap Abdul Qodir.
Dengan pemberian kue dan Jelly yang dibuat dari sayuran bayan tersebut, tim Pengabdian Kepada Masyarakat STIKES WGH Malang yang beranggotakan Dr. dr. Dwi Soelistyoningsih, M.Biomed. dan dr. Wira Daramatasia, M.Biomed tersebut berharap dapat mencegah ataupun meminimalisir terjadinya kasus stunting di desa Klampok tersebut.
“Selain itu kita juga melatih para kader kesehatan desa Klampok ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan desa Klampok Aingosari dalam mendeteksi dini stunting melalui pengukuran tinggi dan berat badan bayi dan balita termasuk menginterpretasikan hasil pengukuran tersebut yang dapat memunculkan hasil seorang anak tergolong stunting apa tidak,” ujar Abdul Qodir.
Dalam kesempatan yang sama, anggota tim Pengabdian Kepada Masyarakat STIKES WGH Malang yakni Dr. dr. Dwi Soelistyoningsih, M.Biomed. menjelaskan tim pengabdian juga memberikan bantuan untuk melengkapi alat-alat Posyandu desa Klampok Singosari seperti alat untuk mengukur tinggi dan berat badan, tensimeter.

“Termasuk kami membekali alat-alat untuk alih teknologi Bayam untuk menjadi cookies seperti oven, mixer dan alat-alat lainnya,” jelas Dwi Soelistyoningsih.
Kegiatan pelatihan dan edukasi kader kesehatan kali ini diikuti 25 orang dari delapan kelompok Posyandu dimana Abdul Qodir berharap kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan tim STIKES WGH Malang tersebut dapat mendukung program pemerintah untuk menekan angka stunting di Indonesia yang masih tinggi.
“Termasuk juga kejadian stunting di wilayah Kabupaten Malang dimana semua sektor harus turut berperan, termasuk perguruan tinggi yang memberi pelatihan kepada para kader kesehatan mengingat para kader kesehatan ini merupakan ujung tombak untuk melakukan pencegahan dini melalui ibu-ibu atau remaja agar memiliki pengetahuan yang lebih baik dan menghasilkan anak yang bebas dari stunting,” ungkap Abdul Qodir.

Menurut Abdul Qodir yang juga dibantu mahasiswa STIKES WGH Malang yakni Riza Rachmadhani dan Sassilia Dwi Yulianti ini ternyata produk Cookies dan Jelly berbahan dasar Bayam ini mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat di desa Klampok singosari.
“Anak-anak sangat menyukai cookies dan Jelly hasil buatan kami karena anak-anak suka yang manis-manis padahal memiliki kandungan gizi yang baik untuk mencegah stunting,” ujar Abdul Qodir. (A.Y)