
ADADIMALANG.COM | Kampus UB – Kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api di Indonesia masih kerap terjadi, salah satunya disebabkan tidak adanya petugas atau palang pintu saat kereta api melintas.
Di Indonesia terdata ada 2.259 perlintasan kereta api yang tidak dijaga petugas atau memiliki palang pintu, dan selama tahun 2022 tercatat terjadi 289 kecelakaan di perlintasan kereta api sebidang. Jumlah tersebut menunjukkan setiap minggu ada lebih dari enam kali kecelakaan, dimana sekitar 251 (87 persen) kecelakaan terjadi pada perlintasan tanpa petugas.
Menyikapi kondisi tersebut, salah satu Profesor dari Universitas Brawijaya (UB) yakni Prof. Sugiono, S.T., M.T., Ph.D., berhasil menciptakan peta jalan yang diberi nama DAD (Double Awareness Driving) dengan tujuan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api.
“Jadi kecelakaan di sekitar perlintasan kereta api ini disebabkan banyak hal salah satunya adalah tidak adanya pejaga atau palang pintu pada perlintasan kereta, lampu kurang terang atau infrastruktur lainnya, sementara sisanya adalah faktor human error misalkan cara mengemudi yang tidak aman atau ugal-ugalan, tidak mengetahui medan dan lain sebagainya. Dengan peta jalan DAD ini maka akan ada pemberitahuan awal (early warning) bagi para pengendara kendaraan saat akan melintas perlintasan kereta,” ungkap Sugiono.
Mengaktifkan aplikasi peta jalan DAD yang terintegrasi dengan jaringan internet tersebut menurut Prof Sugiono akan memberikan informasi kepada pengendara terkait berapa perlintasan yang akan dilalui sebelum sampai di lokasi tujuan. Aplikasi Peta Jalan DAD akan memberikan peringatan sebanyak tiga kali sesuai dengan jarak kendaraan dengan perlintasan kereta api.
“Jadi satu kilometer sebelum perlintasan kereta api maka aplikasi peta jalan DAD akan memberikan alarm dengan warna hijau, peringatan kedua akan diberikan dengan warna kuning saat semakin mendekati perlintasan dan peringatan terakhir akan berbunyi dengan tanda warna merah 100 meter sebelum melewati perlintasan kereta api.
Menurut pria yang akan dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke-27 di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) pada tanggal 12 Desember 2023 mendatang, dengan adanya peringatan dari Peta jalan DAD tersebut akan membuat para pengendara akan menjadi lebih waspada saat akan melintasi perlintasan kereta api.
“Hal ini telah kita uji coba dengan pengujian menggunakan rekaman perubahan pada sinyal otak melalui alat Electroencephalogram (EEG) yang menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi pengendara hingga 21.66 persen,” ungkap Prof. Sugiono.
Profesor Sugiono mengakui peta jalan DAD yang berhasil diciptakan saat ini masih masuk dalam tahap pertama dari tiga tahapan yang akan dilakukannya sebagai pengembangan Peta Jalan DAD yakni pembuatan peringatan untuk kereta api atau Masinis sehingga dapat mengetahui kondisi perlintasan yang akan dilalui.
“Jadi peringatan tidak hanya diberikan bagi para pengemudi kendaraan yang akan melintas di perlintasan kereta api saja, Masinis juga perlu informasi terkait kondisi perlintasan yang akan dilalui. Sehingga pengemudi kendaraan dan masinis juga sama-sama konsentrasi sehingga kecelakaan dapat teriminimalisir,” ungkap Pro. Sugiono.
Ketergantungan pada jaringan internet untuk menggunakan peta jalan tersebut diharapkan akan dapat segera dicarikan solusi agar mampu dipergunakan tanpa internet jika memasuki wilayah yang tanpa sinyal atau desa yang masih belum terjangkau dengan sinyal internet.
“Semoga akan segera dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi untuk manfaat yang lebih besar lagi,” pungkas Profesor aktif ke 203 di Universitas Brawijaya ini. (A.Y)