Sebagai bagian untuk mewujudkan penyandang autis mampu menjadi pekerja cat profesional.
ADADIMALANG.COM | Kota Batu – Dengan tujuan melanjutkan hasil pelatihan yang telah diberikan sebelumnya, sepuluh anak penyandang autis di Malang Raya melakukan pengecatan mushola Al Ikhlas di Telkung, kecamatan Junrejo Kota Batu.
Kegiatan pengecatan yang diinisiasi oleh Malang Autism Center (MAC) dan produsen cat premium Wouww ini merupakan ajang praktik bagi para penyandang autis untuk mewujudkan kemampuan layaknya seorang pekerja profesional dalam hal pengecatan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan moral terhadap anak-anak autis dari Wouww dan MAC yang juga didukung oleh Pemerintah Kota Batu dimana kali ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, Aditya Prasaja,” jelas Chief Operations Officer sekaligus Founder Wouww, Ricky Soesanto.
Menurutnya, kegiatan pengecatan mushola Al Ikhlas tersebut menjadi aplikasi lanjutan dari kegiatan pelatihan yang telah diselenggarakan beberapa waktu lalu di Malang Creative Center, agar Anak berkebutuhan khusus dapat berkarya langsung di tengah-tengah masyarakat bertepatan dengan bulan Ramadhan.
“Dengan begini masyarakat juga dapat menilai dan merasakan langsung hasil karya dari Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) khususnya penyandang autis,” ungkap Ricky.
Sementara itu, Founder Malang Autism Center (MAC), Mohammad Cahyadi menegaskan dari empat hari praktik mengecat mushola Al Ikhlas di Tlekung kota Batu hasilnya sudah dapat terlihat.
“Ya seperti ini hasilnya sudah dapat dilihat sendiri. Dan ternyata dari sekian banyak peserta pelatihan kemarin ada sepuluh penyandang autis yang terlibat dalam kegiatan pengecatan mushola setiap hari bergantian. Dan dari sepuluh tersebut ternyata hanya ada tiga anak yang benar-benar fokus, berminat dan berbakat dalam hal pengecatan. Berarti hanya 30 persen saja, namun jangan dilihat prosentasenya namun lihatlah prosesnya dimana kami benar-benar dapat membuktikan ABK Autis mampu berkarya,” ugkap Cahyadi.
Melalui bimbingan, pendampingan dan latihan yang dilakukan anak-anak Autis, Cahyadi yakin ABK autis akan dapat mengerjakan pekerjaan mengecat seperti halnya pekerja profesional.
“Kami masih membutuhkan satu kali lagi latihan atau praktik mengecat dimana kita akan cari lagi tempat yang lain atau jika perlu gedung MAC sendiri. Setiap hari saya kan ada di sini melihat langsung bagaimana proses dan pengerjaan pengecatan mushola ini, sehingga melihat perkembangan mereka maka dengan satu kali latihan lagi maka saya yakin tiga anak ini sudah dapat melakukan order pengecatan yang akan kita carikan jika mereka telah mampu mengerjakan sebagai tenaga cat profesional,” pungkas Mohammad Cahyadi.
Salah satu orangtua penyandang autis di Kota Batu yang mengikuti kegiatan pengecatan mushola tersebut yakni Sugiarti menyampaikan pihaknya sangat senang dengan adanya kegiatan praktik mengecat mushola setelah delapan hari putranya mengikuti pelatihan.
“Kami sebagai orang tua dari ABK sangat berterimakasih karena ada kegiatan kegiatan pengecatan dan praktik pengecatan seperti ini karena kegiatan mengecat ini merupakan wadah untuk anak saya dan teman-temannya berkarya dan mengekspresikan keinginannya,” ujar Sugiarti.
Menurut warga Pesanggrahan kota Batu ini, putranya sangat bersemangat sekali untuk mengikuti pelatihan ataupun kegiatan pengecatan mushola dan sangat mengharapkan bisa mengikuti kegiatan pelatihan ataupun kegiatan praktik pengecatan jika dilaksanakan kembali.
Hadir di lokasi kegiatan pengecatan mushola Al ikhlas Tlekung sebagai bentuk dukungan pada kegiatan tersebut, Kepala Dinas DP3AP2KB (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Kota Batu yakni Aditya Prasaja menegaskan Pemerintah Kota Batu menyambut sangat positif terhadap kegiatan yang digelar oleh MAC dan Wouww tersebut.
“Ini faktanya bahwa ada masyarakat kita yang memang membutuhkan perhatian salah satunya adalah penyandang autis ini sehingga kegiatan ini adalah bentuk dari kolaborasi yang baik antara pemerintah dan civil society untuk memberikan kesempatan kesempatan anak-anak penyandang autis ini agar dapat berlatih dan mendapatkan skill,” ungkap Aditya.
Dengan pemberian skill dan latihan yang dilakukan, menurut Aditya para penyandang autis ini akan mendapatkan kesempatan dan kesetaraan dalam kehidupannya termasuk di dalamnya di sektor ekonomi.
“Karena mereka juga mendapatkan sertifikat keahlian, maka kami dari Dinas DP3AP2KB akan menyampaikan kepada para pemerintah Desa jika membutuhkan tenaga pengecatan maka dapat menggunakan mereka ini, apalagi ada yang merupakan warga kota Batu juga,” ujar Aditya.
Menurutnya dengan cara seperti itu maka pihaknya telah melakukan upaya menyosialisasikan kepada masyarakat terkait dengan keberadaan para penyandang autis dan kemampuan atau potensi yang dimiliki para penyandang autis yang dapat dioptimalkan di masyarakat.
“Dengan begitu maka harapannya akan terwujud kesetaraan baik dalam hal kesempatan ataupun salary yang diberikan juga harus sama,” tukas Aditya.
Kegiatan pengecatan mushola Al Ikhlas Tlekung Kota Batu tersebut merupakan rangkaian dari acara peringatan hari Autisme sedunia dimana pada tanggal 2 April 2024 mendatang akan dilaksanakan lomba lukis tong sampah dan lomba lukis topi di Balai Kota Among Tani Batu dimana MAC dan Wouww akan turut hadir sebagai peserta aktif dan mitra kolaborasi dengan PKK Pemkot Batu juga Junior Chamber. (A.Y)