Kota Malang – Ada yang istimewa dalam pelaksanaan Kajian Ramadhan 1438 Hijriyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PMW) Jawa Timur di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sore hari tadi. Hal tersebut disebabkan pelaksanaan Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadyah Jatim ini dihadiri oleh orang nomor satu di Indonesia yaitu Presiden Ir. H. Joko Widodo bertepatan dengan Pekan Pancasila yang menjadi momentum untuk memperkuat kiprah kebangsaan Muhammadiyah yang telah melampaui satu abad.
Kedatangan Presiden Republik Indonesia ini menurut Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Fauzan hal tersebut sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang telah meneguhkan negara Pancasila sebagai darul-ahdi wasy-syahadah
“Darul-ahdi bermakna bahwa negara kita ini merupakan hasil konsesus nasional, yang melintasi keragaman etnis, agama, bahkan kekuatan politik dan golongan. Sementara darusy-syahadah menegaskan bahwa tanah air ini adalah bukti kesaksian kita atas Indonesia yang merdeka, yang harus dijaga bersama menuju negeri yang makmur, adil dan bermartabat.” ujar Fauzan.
Bagi Fauzan, kehadiran Presiden di kampus putih Universitas Muhammadiyah Malang ini sangat kontekstual dengan Pekan Pancasila yang dicanangkan pemerintah yang diharapkan mampu menguatkan dan memperkenalkan ulang dasar-dasar Pancasila serta menarik minat anak muda terhadap Pancasila yang akan berujung pada penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara oleh seluruh komponen bangsa.
Nampak hadir dalam acara tersebut antara lain Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah, Mendikbud Muhadjir Effendy, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Abdul Malik Fadjar dan Wakil Ketua MUI Yunahar Ilyas serta Ketua Dewan Pertimbangan MUI Muhammadiyah Din Syamsuddin. Juga nampak dalam kursi undangan mantan Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y. Thohari, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua PWM Jawa Timur Saad Ibrahim dan sejumlah tokoh lainnya.
Asisten Rektor Koordinator Bidang (Askorbid) Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang juga menjadi penanggungjawab Kajian Ramadhan 1938 Hijriyah yakni Mohammad Nurhakim menjelaskan bahwa kajian Ramadhan yang diadakan tersebut diharapkan berdampak positif bagi keutuhan bangsa maupun untuk kepentingan umat.
“Karena dihadiri sejumlah tokoh bangsa, semoga ini bisa lebih merekatkan semua elemen bangsa, serta menguatkan kembali titik-titik simpul umat ini dari ketegangan-ketegangan yang sempat menguji keutuhan Indonesia belakangan ini,” kata Nurhakim.
Sementara tu, Presiden Jokowi dalam sambutannya kembali mengingatkan bagaimana elemen-elemen bangsa Indonesia harus mencurahkan energi positifnya untuk turut berperan dalam membangun dan memajukan bangsa dan negara Indonesia.
“Jangan kita terbawa dan terjebak dalam hal-hal yang justru kontra produktif dan tidak berkontribusi untuk kemajuan bangsa yang akhir-akhir ini marak terjadi seperti memfitnah, menyalahkan orang lain hingga membut nberita-berita hoax di media sosial yang justru semakin memecah belah bangsa Indonesia sendiri,” ungkap Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga diangkat menjadi anggota kehormatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan pengenaan jas almamater UMM yang berwarna merah yang disambut dengan riuh rendah tepuk tangan tamu undangan yang hadir serta mahasiswa aktif UMM yang nampak memenuhi Dome kampus putih tersebut.
“Waktu dipakaikan pertama saya khawatir tidak cukup, yang berarti saya sekarang gemuk. Tapi setelah jas almamater ini terpakai semua ternyata kok pas banget. Ini berarti saya masih tetap kurus. Alhamdulillah saya masih kurus,” seloroh Jokowi usai mengenakan jas almamater UMM.
Dalam sambutannya, Jokowi juga mengutarakan tentang kegundahannya terkait banyak kabar yang beredar tentang kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Presiden RI bahkan meminta agar dirinya ditunjukkan bukti atau keberadaan PKI di Indonesia seperti yang menjadi desas-desus selama ini.
“Kalau memang ada tunjukkan kepada saya, biar nanti cepat saya gebuk dan tidak hanya menjadi isu yang meresahkan rakyat. Karena dalam TAP MPRS sudah tegas menyatakan pelarangan bagi ideologi komunis di seluruh Indonesia,” ujar Jokowi sebelum mengakhiri sambutannya.
Presiden Jokowi masih sempat melayani permintaan berjabat tangan dengan mahasiswa-mahasiswi UMM yang sudah bergerombol di pagar betis lokasi mobil Presiden RI tersebut terparkir sebelum kemudian meninggalkan gedung Dome UMM dengan pengawalan Paspampres.
* Hak Cipta dan Karya Foto adalah milik Humas UMM