Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan pendidikan tinggi dengan mengikuti program Dosen Berkarya (DOKAR) 2024. Kali ini, Program Studi Magister Biologi dari Departemen Biologi, Fakultas MIPA UB melakukan benchmarking kurikulum ke Taiwan. Delegasi UB yang terdiri dari Tri Ardyati, Ph.D, Prof. Amin Setyo Leksono, Ir. Retno Mastuti, Ph.D, dan Dian Siswanto, Ph.D, turut mendapatkan kesempatan berharga untuk mengunjungi Academia Sinica, pusat riset terkemuka di Taipei.
Kegiatan benchmarking berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama delegasi UB yang terdiri dari Tri Ardyati, Ph.D, Prof. Amin Setyo Leksono, Ir. Retno Mastuti, Ph.D dan Dian Siswanto, Ph.D disambut oleh Dr. Hsieh-Lung Hsu, selaku Wakil Presiden untuk Urusan Internasional NCU.
Dalam sambutannya, Dr. Hsu menegaskan pentingnya memelihara kerjasama antara UB dan NCU yang telah terjalin baik sejak tahun 2009, beliau juga menyatakan setiap tahun mengunjungi UB dalam rangka menjaring calon-calon mahasiswa terbaik dan tahun ini rencananya akan berkunjung ke UB pada November 2024. Pada saat ada sekitar 30 mahasiswa dari Indonesia di Life Sciences NCU. Untuk lulusan Biologi UB yang lulus dari LS NCU, ada 1 PhD, 4 master, dan 1 double degree master.Dalam 3 tahun terakhir, ada 3 master yang lulus dari LS NCU.
Diskusi kurikulum antara Departement of Life Sciences NCU dan PS Magister Biologi Departemen Biologi FMIPA UB melibatkan Ketua Departemen of Life Sciences NCU, Dr. Hsieh-Lung Hsu, bersama Dr. Chia-Yu Huang, Dr. Robert Liu, Dr. Shu-Dan Yeh, dan Dr. Yung-Hsi Kao. Fokus utama diskusi adalah perbedaan signifikan dalam beban kredit dan kebijakan tesis antara kedua Universitas. Prof. Amin Setyo Leksono mengungkapkan bahwa mahasiswa PS Magister Biologi UB harus menyelesaikan 54 SKS untuk lulus. Sementara, Dr. Shu-Dan Yeh mencatat bahwa di NCU hanya memerlukan 24 SKS. Selain itu, di NCU, tesis tidak berbobot SKS namun harus lulus, sedangkan di UB, tesis berbobot 22 SKS. Dr. Tri Ardyati menambahkan perlunya ekuivalensi mata kuliah antara UB dan NCU.
Pada hari kedua delegasi UB mengunjungi Academia Sinica yang merupakan lembaga penelitian yang didukung penuh oleh pemerintah Taiwan. Terletak di distrik Nankang di pinggiran Taipei, lembaga ini terdiri dari 31 institut dan pusat penelitian yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Salah satu institusi yang mencuri perhatian adalah Institute of Plant and Microbial Biology (IPMB). IPMB memiliki 26 peneliti senior dan sekitar 300 staf pendukung, termasuk spesialis, peneliti pascadoktoral, mahasiswa pascasarjana, serta asisten riset dan personel administrasi. Dengan fasilitas dan peralatan modern, IPMB berfokus pada penelitian mekanisme fungsi tumbuhan dan interaksi antara tumbuhan dan mikroba. Penelitiannya telah menghasilkan penemuan signifikan di bidang pemuliaan padi, genomik, kultur jaringan, RNA satelit virus, serta ritme sirkadian mikroba.
Di IPMB delegasi dari UB diterima oleh Chih-Horng Kuo, Ph.D, wakil kepala IPBM dan tim Principal Investigators (peneliti kepala) Dalam sambutannya Chih-Horng Kuo, Ph.D menyampaikan bahwa IPMB sangat terbuka untuk bekerjasama dengan UB, di IPMB saat ini juga ada beberapa research assistant yang berasal dari Indonesia.
Selain itu, delegasi UB juga mengunjungi Institute of Molecular Biology (IMB) di Academia Sinica. IMB dikelola oleh 34 anggota fakultas yang masing-masing memimpin laboratorium independen. IMB dikenal aktif dalam pendidikan sains dan berkomitmen menumbuhkan bakat ilmiah melalui berbagai program, termasuk program pelatihan pascasarjana bekerja sama dengan beberapa universitas terkemuka di Taiwan serta sponsor program internasional seperti Taiwan International Graduate Program dalam Molecular and Cell Biology (TIGP-MCB Program). Selain itu, IMB juga mengadakan summer course dan program bagi siswa sekolah menengah berbakat, yang didukung oleh Kementerian Sains dan Teknologi Taiwan.
Di IMB, delegasi dari UB diterima langsung oleh Kepala IMB yaitu Dr. Hsou-min Li. Dalam sambutannya Dr. Li menyampaikan bahwa IMB terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dan setiap tahun ada beberapa kegiatan internship yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai negara.
Menurut Tri Ardyati, Ph.D selaku Ketua Pelaksana Kunjungan ke Akademia Sinica sangat bermanfaat untuk membangun jejaring penelitian secara internasional dan memberi peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk dapat magang (internship) maupun melakukan kolaborasi penelitian. Kunjungan ini diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi pengembangan kurikulum dan riset di Program Studi Magister Biologi, serta memperkuat kerjasama internasional UB dengan institusi pendidikan dan penelitian terkemuka di dunia. (*)