ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang mengarahkan pada upaya pembentukan perilaku siswa yang peduli lingkungan melalui model pembelajaran yang aplikatif dan menyentuh kehidupan sehari-hari. Selain itu, lingkungan sekolah menjadi lahan untuk membiasakan perilaku peduli lingkungan sehari-hari, sehingga kedua aspek tersebut menuju pada satu tujuan yaitu internalisasi atau pembiasaan perilaku peduli lingkungan.
Pengetahuan yang baik tentang perilaku peduli lingkungan di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kesadaran lingkungan siswa sehingga tingkat partisipasi siswa dalam pelestarian lingkungan juga tinggi.
Pendidikan atau ketanggapdaruratan bencana di sekolah merupakan salah satu wujud pemerintah untuk memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai kesiapsiagaan siswa dan seluruh warga di sekolah. Hal tersebut perlu dilakukan karena masih tingginya acaman bencana di sekolah. Dengan adanya pendidikan ketanggapdaruratan dan tanggap bencana, diharapkan para siswa, guru dan seluruh yang ada disekolah mampu menyiapkan diri apabila terjadi bencana.
Dengan tujuan meningkatkan kepedulian lingkungan dan tanggap darurat generasi muda, tim dosen dari prodi S1 Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang langsung terjun ke Sekolah Menengah Atas guna memberikan edukasi mengenai pendidikan lingkungan di sekolah dan tanggap darurat bencana.
Kegiatan sosialisasi tentang Pendidikan lingkungan dan tanggap darurat bencana kali ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Malang yang diikuti oleh 40 orang siswa dari kelas XI pada hari Rabu lalu (25/09/2024).
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Pendidikan lingkungan dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan serta ketanggapdaruratan bencana. Generasi muda mengambil peranan penting terhadap masa depan lingkungan kita nantinya, untuk itu Pendidikan lingkungan ini perlu diterapkan sejak dini. Begitu juga dengan tanggapdarurat bencana, sebagai generasi muda maka mereka perlu mengenal bagaimana bersikap dan bertindak apabila terjadi bencana,” jelas Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi S1 Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang, Septia Dwi Cahyani, S.KL., M.KL.
Lebih lanjut Septia menambahkan bahwa kegiatan Pendidikan lingkungan dan ketanggapdaruratan bencana tersebut selaras dengan program WHO mengenai sustainability awareness atau kesadaran akan keberlanjutan dalam menghadapi permasalahan global melalui pilar Education for Sustainable Development dan ketanggapdaruratan bencana.
“Melalui kegiatan ini maka kami berusaha memberikan edukasi yang bermanfaat bagi generasi Indonesia ke depannya,” ungkap Septia.
Dimulai sejak pukul 09.00 WIB, kegiatan diawali dengan pemberian materi bersama oleh Septia Dwi Cahyani, S.KL., M.KL dan Beni Hari Susanto, S.KL., M.KL., dimana para siswa menyimak kegiatan ini hingga akhir presentasi.
“Untuk adik–adik tadi diberikan edukasi mengenai Pendidikan lingkungan dan ketanggapdaruratan bencana serta tindakan apa yang perlu dilakukan apabila terjadi bencana. Kita juga memberikan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan terutama di sekolah” ungkap Beni Hari Susanto, S.KL., M.KL., yang merupakamn anggota Tim Pengabdian Kepada Masyarakat STIKES Widyagama Husada Malang di sela-sela pelaksanaan kegiatan.
Ditanya mengenai animo para siswa pada saat mengikuti materi yang disampaikan oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat mengenai Pendidikan lingkungan dan ketanggapdaruratan bencana tersebut, Waka humas SMAN 8 kota Malang yakni Rini menegaskan para siswa didiknya merasa excited karena mendapatkan ilmu baru dari dosen prodi S1 Kesehatan Lingkungan STIKES Widyagama Husada Malang.
“Dengan adanya materi ini, para siswa juga memiliki wawasan mengenai Pendidikan lingkungan dan ketanggapdaruratan bencana sehingga mereka bisa menjaga lingkungan kedepannya dan menjadi generasi yang tanggap terhadap bencana” ungkap Waka Humas SMAN 8 Kota Malang.
Mengakhiri kegiatan wawancara, Rini berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan dijalin dengan adanya perjanjian Kerjasama antara SMA Negeri 8 Kota Malang dengan STIKES Widyagama Husada Malang sehingga kegiatan dosen dapat dilaksanakan kembali di SMA Negeri 8 Kota Malang. (A.Y)