ADADIMALANG.COM | Kabupaten Lumajang – Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali memperluas jangkauan kerjasama, kali ini dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kabupaten Lumajang.
Kerjasama ini dilaksanakan di Kantor Bupati Lumajang dan dihadiri oleh lebih dari 60 peserta, termasuk Camat se-Kabupaten Lumajang, perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta Bappeda dan Dinas PUPR.
Fokus utama dari kerjasama ini adalah upaya penanganan kawasan pemukiman kumuh, yang merupakan masalah sosial yang semakin mendesak di banyak daerah perkotaan, termasuk di Lumajang. Kawasan pemukiman kumuh, yang dikenal dengan kondisi fisik dan infrastruktur yang sangat terbatas, menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama Polinema PSDKU Lumajang meluncurkan sebuah inovasi baru melalui penerapan WebGIS (Geographic Information System berbasis web) untuk pengembangan kawasan Lumajang Smart City. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan, analisis, dan visualisasi data lingkungan secara real-time, sehingga mempermudah pengambilan keputusan dalam penanganan kawasan kumuh.
WebGIS ini akan mengidentifikasi tujuh parameter kawasan kumuh, yaitu kondisi bangunan, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, dan sistem proteksi kebakaran. Dengan data yang lebih akurat dan terperinci, pemerintah setempat dapat memetakan kawasan kumuh dengan lebih baik dan merancang intervensi yang lebih tepat sasaran.
“Implementasi WebGIS ini adalah langkah maju dalam modernisasi tata kelola kawasan perkotaan di Lumajang. Dengan sistem ini, kita dapat melihat kondisi lapangan secara lebih jelas dan terperinci, sehingga keputusan yang diambil untuk meningkatkan kualitas hidup warga dapat dilakukan dengan lebih tepat dan cepat,” ungkap Plt. Kepala DPKP Lumajang, Teguh Hari Nugroho.
Sementara itu, Nain Dhaniarti Raharjo, Ketua Program dari Polinema, menambahkan bahwa penerapan WebGIS ini merupakan jawaban atas kebutuhan mendesak untuk meningkatkan efektivitas penanganan kawasan kumuh.
“Sistem ini memungkinkan kami untuk memonitor perubahan kondisi kawasan secara dinamis dan memberikan solusi yang lebih responsif,” ujarnya.
“Dengan adanya teknologi ini, pemerintah dapat segera bertindak ketika ada penurunan kualitas lingkungan, dan kita dapat merancang langkah penanganan yang lebih terukur.”
Wakil Direktur IV Polinema, Prof. Ratih Indri Hapsari, mengungkapkan optimisme bahwa kerjasama ini akan membawa dampak positif jangka panjang, tidak hanya bagi masyarakat Lumajang, tetapi juga untuk pengembangan konsep Smart City di Indonesia.
“Kami berharap teknologi ini dapat membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan lingkungan yang lebih layak huni bagi warga, serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola kawasan kumuh secara efektif,” ujarnya.
Kolaborasi ini juga menegaskan pentingnya peran serta semua pihak—pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup warga. Dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Polinema dan DPKP Lumajang, yang menandakan komitmen jangka panjang kedua pihak dalam pengembangan kawasan pemukiman yang lebih baik.
Dengan hadirnya WebGIS, diharapkan Pemkab Lumajang dapat memanfaatkan data yang lebih tepat untuk merancang kebijakan dan program yang sesuai dengan kebutuhan lapangan, serta mendorong terwujudnya Lumajang Smart City yang inklusif dan berkelanjutan. (A.Y)