ADADIMALANG.COM | Kampus UB – Keberadaan wilayah Indonesia yang dikeliling cincin api membuat wilayah nusantara juga berpotensi mengalami kejadian bencana alam. Salah satunya adalah gempa bumi.
Terkait dengan kondisi tersebut, Sekretaris Universitas Brawijaya Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P.,M.Si., menegaskan sebagai sebuah institusi pendidikan maka Universitas Brawijaya harus siap jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan termasuk dalam hal bencana alam.
“Oleh karena itu saya berharap setelah mengikuti pelatihan dan simulasi hari ini dapat dikembangkan di unit atau divisi hingga ke Fakultas masing-masing. Dengan demikian maka saat terjadi bencana maka sudah tahu apa yang harus dilakukan,” ujar Tri Wahyu Nugroho.
Menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Malang, civitas akademika Universitas Brawijaya mendapatkan berbagai macam materi kesiapsiagaan bencana termasuk melaksanakan simulasi terjadi bencana gempa bumi.
Para peserta kegiatan yang tengah mengikuti materi tiba-tiba berhamburan ke luar gedung Rektorat UB untuk berkumpul menuju titik aman di lapangan depan Rektorat UB. Sepanjang perjalanan menuju lapangan, para peserta kegiatan meletakkan kedua tangan mereka di atas kepala untuk melindungi bagian vitalnya jika terjadi gempa bumi.
Tidak hanya siap siaga bencana, para peserta juga diberikan kesempatan untuk memadamkan kebakaran dalam skala kecil dengan menggunakan kain goni basah. Harapannya dengan mengikuti materi dan simulasi, civitas akademika UB ininakan benar-benar siap melaksanakan evakuasi saat terjadi bencana.
Kepala Divisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) UB, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. M.Kes. IPU, ASEAN – ENG, menjelaskan dalam rangka meningkatkan keselamatan civitas akademika dan mahasiswa Universitas Brawijaya pihaknya telah melaksanakan pemasangan rambu-rambu keselamatan, jalur evakuasi, dan sarana pendukung lainnya yang tersebar di berbagai sudut kampus.
“Saat ini, ada sekitar 59 orang di UB yang telah tersertifikasi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang tersebar di berbagai fakultas dan unit. Harapannya, mereka dapat menjadi agen keselamatan yang menyebarkan ilmu dan keterampilan mitigasi bencana kepada sivitas akademika lainnya,” ungkap Prof. Qomariyatus.
Saat ini menurut Prof. Qomariyatus, Universitas Brawijaya secara bertahap terus meningkatkan standar keselamatan kampus, baik melalui pengadaan alat-alat keselamatan maupun pelatihan rutin untuk seluruh warga kampus.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Malang yakni Khabibah yang menegaskan jika pelatihan yang dilakukan kali ini menjadi satu hal penting yang harus dipahami oleh seluruh civitas akademika di Universitas Brawijaya.
“Karena potensi bencana dapat terjadi sewaktu-waktu sehingga pemahaman terkait langkah mitigasi bencana harus benar-benar dipahami. Di kampus UB ini telah memiliki peta mitigasi bencana dan juga SOP yang sudah berjalan termasuk jalur evakuasi dari gedung-gedung bertingkat juga sudah diatur,” pungkas Khabibah. (A.Y)