Langkah Inklusif BPLP Brawijaya, Ajari Alumni SLB Jadi Barista Profesional

banner 468x60

Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Dunia Barista kini tak lagi menjadi ranah eksklusif. Buktinya, penyandang disabilitaspun bisa ikut terjun dan berkarya dalam dunia perkopian. Hal ini dibuktikan lewat pelatihan penyeduhan kopi yang digelar oleh BPLP Brawijaya Malang dalam rangka hari jadi ke-5 lembaga tersebut.

Pelatihan ini menyasar alumni dari SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang. Total ada 10 peserta dengan latar belakang Tuna Rungu, Tuna Grahita, dan Cerebral Palsy, didampingi oleh 5 pendamping. Mereka diajarkan teknik dasar menyeduh kopi secara profesional, seperti layaknya barista di kedai kopi ternama.

Bacaan Lainnya

“Kami ajarkan mulai dari mengenali jenis-jenis kopi, teknik menyeduh, hingga pembuatan varian kopi susu. Semua peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai bukti kompetensinya,” ujar Manager Operasional BPLP Brawijaya, Munirul Ikhwan.

Pelatihan ini, lanjut Munirul, merupakan bentuk komitmen BPLP dalam membuka akses pelatihan ke semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa keterampilan meracik kopi adalah keahlian yang bisa dipelajari siapa saja, tanpa memandang latar belakang fisik.

“Teman-teman dari SLB kami dampingi agar mereka punya kesempatan yang sama untuk menjadi barista. Harapannya, sertifikat ini bisa mereka gunakan untuk melamar kerja atau membuka usaha sendiri,” imbuhnya.

Sementara itu, pihak sekolah menyambut baik pelatihan ini karena membuka peluang baru bagi para alumninya yang belum memiliki pekerjaan tetap. Menurut guru SLB Pembina, Achmad Iskandar, program ini menjadi jalan alternatif bagi anak-anak disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.

“Dengan modal minim, mereka bisa membuka usaha kecil seperti kedai kopi rumahan. Orang tua pun bisa ikut membantu. Kami dari pihak sekolah siap bantu promosikan,” tutur Iskandar.

Ia menjelaskan bahwa pelatihan ini ditujukan bagi alumni karena siswa aktif sedang mengikuti ajang Lomba Keterampilan Siswa (LKS). Banyak dari alumni tersebut yang belum bekerja dan masih mencari arah karier pasca lulus.

Meski begitu, menurutnya, beberapa alumni SLB Pembina sudah bekerja di perusahaan mitra seperti PT. Bintang Tarikutra di bidang kebersihan dan PT. Google Laundry yang bergerak di jasa laundry hotel. Sebagian lagi memilih berwirausaha, bekerja mandiri dibantu orang tua, atau melanjutkan kuliah jika kondisi keluarga memungkinkan.

“Harapannya, makin banyak pihak yang membuka ruang dan kesempatan seperti ini. Karena kami percaya, semua anak punya potensi termasuk anak-anak berkebutuhan khusus,” pungkasnya. (Shel/AY)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60