Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Persiapan Kota Malang sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025 terus dikebut. Rabu (07/05/2025), Komisi D DPRD Kota Malang melakukan inspeksi langsung ke Stadion Gajayana yang akan menjadi salah satu venue utama gelaran akbar olahraga tingkat provinsi tersebut.
Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Eko Herdiyanto menegaskan bahwa tinjauan ini dilakukan untuk memastikan progres kesiapan fisik venue bisa selesai tepat waktu. Menurutnya, Stadion Gajayana akan menjadi titik sentral, terutama untuk cabang olahraga (cabor) atletik yang mendominasi dalam Porprov mendatang.

“Ada 22 nomor pertandingan yang direncanakan, dan mayoritas berada di cabor atletik. Target kami, pertengahan atau maksimal minggu ketiga Mei, semua fasilitas fisik harus sudah tuntas,” tegas Eko Herdiyanto.
Lebih lanjut, Eko menyebutkan bahwa survei akan berlanjut ke GOR Ken Arok pada Jumat (09/05/2025), untuk melihat kondisi venue lain yang perlu diperbaiki. Pihaknya juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor agar seluruh venue siap dipakai uji coba oleh para atlet sebelum pelaksanaan Porprov.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Wafi Animan menyoroti pentingnya tidak hanya fokus pada infrastruktur venue, namun juga mendukung kebutuhan non-fisik para atlet.
“Jangan hanya mengejar rampungnya venue. Kesejahteraan atlet juga perlu diperhatikan, mulai dari jadwal pelatihan, fasilitas pendukung, vitamin, hingga kebutuhan pelatih. Mereka diminta berprestasi, maka support-nya pun harus maksimal,” ujar Wafi.
Selain soal teknis dan pelatihan, Wafi juga menekankan perlunya kolaborasi dengan Dinas Perhubungan dan pihak perhotelan untuk mengantisipasi potensi kemacetan dan kekacauan lalu lintas selama penyelenggaraan Porprov nanti.
Anggota Komisi D lainnya, Ginandar Yoni Wardoyo, menambahkan bahwa momentum sebagai tuan rumah Porprov semestinya bisa sekaligus mendorong sektor ekonomi kreatif di Kota Malang. Menurutnya, Disporapar tidak bisa bekerja sendiri.
“Kami minta leading sektor olahraga bisa merangkul OPD lain seperti Dinas Kesehatan, karena penanganan kesehatan atlet juga harus siap. Ini bukan hanya tanggung jawab Disporapar,” tegas Ginandar.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Ginandar menyayangkan minimnya respons dari Ketua KONI Kota Malang. Menurutnya, komunikasi antar pemangku kepentingan harus lebih solid.
“Ketua KONI belum merespons, padahal kami butuh koordinasi soal teknis 22 cabang olahraga. Untungnya sekretaris KONI hadir. Tapi ini jadi catatan penting, supaya tidak muncul kesan kami jalan sendiri tanpa dukungan KONI,” lanjutnya.
Dari hasil survei ditemukan beberapa catatan teknis penting, salah satunya soal lintasan lari. Idealnya, jarak setelah garis finish harus mencapai 17 meter demi keselamatan atlet, namun, di Stadion Gajayana hanya tersedia 12 hingga 14 meter terutama di lintasan ke-6 dan ke-7. Solusi sementara yang ditawarkan adalah memasang matras di sisi tribun penonton sebagai bantalan jika atlet tak bisa langsung berhenti setelah finish.
“Kami minta alat-alat untuk cabor segera difasilitasi. Jangan nunggu semua selesai, tapi mulai dicicil dari sekarang. Agar akhir Mei, baik fisik maupun non-fisik sudah clear,” pungkas Ginandar.
Porprov Jatim 2025 sendiri dijadwalkan digelar pada pertengahan tahun depan. Kota Malang, yang dipercaya sebagai salah satu tuan rumah, dituntut siap tidak hanya secara infrastruktur, tetapi juga dalam memastikan pengalaman atlet dan masyarakat berjalan aman dan lancar. (Shel/AY)