Kota Malang – Setelah sempat vakum selama hampir dua tahun lebih, Komunitas Film Societo Sineklub FISIP Universitas Brawijaya pada tahun 2017 ini akan kembali mengadakan Brawijaya Move Exhibition (BME) untuk yang ke empat kalinya semenjak diadakan pertama kalinya pada tahun 2012 lalu.
“Brawijaya Movie Exhibition (BME) ini merupakan festival yang diadakan sebagai bentuk apresiasi film pendek dan proses edukasi melalui film-film pendek,” ujar Loudy Kurnia Riyadi, salah satu produser kegiatan tersebut.
Loudy menjelaskan jika sejak dibuka pendaftaran BME hingga ditutup saat ini sudah ada 200 film yang masuk yang nantinya akan dilakukan kurasi sesuai tema yaitu interaksi manusia dengan dinamika dalam film.
“Nanti akan terpilih 20 film yang akan diputar dalam kegiatan BME di Aula Museum Brawijaya pada tanggal 5-7 Oktober mendatang,” ujar Loudy.
Sementara itu, sebagai bentuk launching Brawijaya Mobie Exhibition (BME) maka dilaksanakan acara nonton bareng dan diskusi dari tiga film pendek di Rumah Makan Ringin Asri kota Malang yang dihadiri kurang lebih 150 orang dari berbagai komunitas di Malang.
Suasana pemutaran film di RM Ringin Asri Malang
“Ada tiga film yang diputar pada malam hari ini yaitu film yang berjudul Sepatu Baru, Merindu Mantan dan Jurig,” jelas salah satu produser kegiatan yang lain yaitu Neli Elislah di sela-sela kegiatan nonton bareng di RM Ringin Asri.
Dari pelaksanaan BME pada tahun 2017 kali ini menurut Neli Elislah mendapatkan animo masyarakat yang cukup signifikan karena dari target 100 film yang masuk ternyata mencapai 200 film yang didaftarkan untuk mengikuti ajang BME.
“Dalam pelaksanaan BME tahun ini akan menghadirkan BW. Purbanegara yaitu Sutradara film Ziarah yang berhasil menang di Asian International Film Festival 2017, Kritikus Film Adrian Jonathan dan Novi Hanabi pubhlicisti film dan programmer film serta Animator dari Malang yaitu Astuprasidia. Kami juga akan memutar film Turah yang berhasil menjadi perwakilan film indonesia di piala Oscar kategori Best Foreign Language,” ungkap Neli Elislah.
Sementara itu, Loudy menyatakan bahwa dari pelaksanaan BME tahun ini selain melakukan pemutaran film dan nonton bareng, juga akan dilaksanakan bedah film serta bedah buku milik Garin Nugroho yang berjudul Krisis dan Paradoks Film Indonesia.
“Pokoknya jangan sampai tidak hadir dalam pelaksanaan Brawijaya Movie Exhibition (BME) pada tanggal 5-7 Oktober 2017 d Aula Museum Brawijaya yang tentunya banyak acara yang menarik dan sayang untuk dilewatkan,” pungkas Loudy. (A.Y)