Kota Malang – Dalam rangka memperingati Dies Natalisnya yang ke 55, Universitas Brawijaya (UB) kembali memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam bentuk melukis tas secara bersama-sama dalam jumlah yang banyak secara bersama-sama hari ini, Sabtu (18/11).
Kordinator kegiatan pemecahan MURI, Fatmawati menjelaskan bahwa pemecahan rekor MURI ini sudah menjadi acara reguler setiap tahun dalam rangka peringatan Dies Natalis UB.
“Bentuk kegiatan pemecahan rekor MURI kali ini adalah Melukis tas secara bersama-sama dengan tema Keberagaman Nusantara,” ujar Fatmawati.
Peserta acara memecahkan rekor MURI melukis tas tersebut menurut Fatmawati diikuti mahasiswa dan perwakilan dari eluruh fakultas yang ada di Universitas Brawijaya termasuk mahasiswa asing dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus (diffabel).
Sementara itu, Direktur MURI Asmor Semesta menyatakan bahwa Universitas Brawijaya telah berhasil membuat rekor baru yaitu melukis tas yang dilakukan oleh 1.437 orang.
“Selamat untuk Universitas Brawijaya dan rekor baru Universitas Brawijaya akan dicatat dalam buku rekor MURI cetakan yang terbaru nanti,” ujar Asmor Semesta sembari menyerahkan sertifikat ke Rektor Universitas Brawijaya, Moch. Bisri.
“Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah berperan serta dalam pemecahan rwkor MURI ini dan kita juga bersyukur UB telah berhasil membut rekor baru ini,” ungkap Moch. Bisri, Rektor Universitas Brawijaya.
Acara pembuatan rekor MURI Melukis Tas tersebut menurut Moch. Bisri selain memacu kreatifitas mahasisqa, tujuan lainnya adalah untuk branding karena Universitas Brawijaya saat ini sedang membutuhkan branding.
“Karena MURI ini rekor dunia, maka semoga dunia semakin tahu tentang kita,” ungkap Moch. Bisri.
Menurut Rektor Universitas Brawijaya, dengan adanya branding secara internasional tersebut diharapkan bisa meningkatkan rating Universitas Brawijaya di skala Internasional.
“Universitas Brawijaya Diminta Dikti untuk masuk 500 besar dari peringkat 700 di tingkat internasional. Potensi yang akan kita kerjakan saat ini adalah jurnal dan konferensi internasional,” ungkap pria ramah ini.
Salah satu langkah memperkenalkan UB di dunia internasional adalah menerapkan konsep 3 in 1 yaitu mahasiswa UB akan diajar oleh tiga sumber yaitu dosen UB, praktisi dan juga dosen asing.
“Setiap fakultas akan mendapat jatah 7-8 mata kuliah 3 in 1 dan sudah dipersiapkan anggaran hampir Rp.10 milyar untuk jurnal dan konferensi internasional,” pungkas Moch. Bisri. (A.Y)