Kota Malang – Bertempat di gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB), Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla secara remi membuka Jusuf Kalla Innovation&Entrepreneurship Centre (JKIEC) sekaligus membuka acara seminar hilirisasi inovasi teknologi di gedung yang sama.
Rektor Universitas Brawijaya, M. Bisri dalam sambutannya menyatakan bahwa saat ini perguruan tinggi diharapkan tidak lagi menjadi menara gading yang hanya berhenti pada menghasilkan wacana intelektual semata namun lebih dari itu perguruan tinggi dituntut mampu memberikan solusi atas berbagai masalah bangsa melalui riset unggul yang bermanfaat dan mewujudkan implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Tinggi secara kongkrit.
“Menyadari hal tersebut maka melalui Peraturan Rektor nomor 40 tahun 2016 lalu Rektor UB telah membentuk Badan Pengelola Usaha Akademis yang merupakan organisasi yang tepat dalam menangani beragam aspek serta seminar dan inovasi yang merupakan salah satu ikhtiar untuk menyediakan ruang diskursus yang mempertemukan pengambil kebijakan di institusi pemerintah dengan dunia usaha untuk memahami berbagai peluang, tantangan yang ada saat ini,” ungkap M. Bisri.
Lebih lanjut M. Bisri menegaskan bahwa UniversitasBrawijaya juga telah menempuh dan mengembangkan berbagai kebijakan seperti pengembangan program studi kewirausahaan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta pengembangan berbagai Laboratorium Kewirausahaan di Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Teknologi Pertanian, serta memasukkan mata kuliah kewirausahaan menjadi mata kuliah dasar.
“Walaupun masih perlu pendekatan yang perlu diterapkan bersama, saya harapkan Jusuf Kalla Innvation&Entrepreneurship Cetre ini bisa menjadi kawah Candradimuka untuk lahirnya wirausaha muda serta usaha rintisan yang berasal dari UB yang berfungsi secara prinsip untuk mengakselerasi Inovasi dan teknologi yang ada,” pungkas Rektor Brawijaya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur yang turut hadir mewakili Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf menjelaskan bahwa diundangnya Jusuf Kalla dalam peresmian lembaga pusat inovasi teknologi dan start up bisnis itu sangatlah tepat karena Jusuf Kalla dinilai merupakan icon dari bisnis kewirausahaan dan inovasi.
“Pak JK adalah contoh sukses di dalamnya dan sukses itu mungkin tidak bisa dicapai jika Pak JK tidak bersahabat dengan teknologi. Hilirisasi inovasi teknologi adalah soal yang amat penting sekali dalam kehidupan saat ini, kisah hidup ditemui dan bahkan dikepung oleh kemajuan inovasi teknologi kemajuan zaman ini bergerak amat sangat cepat sebagai akibat dari inovasi teknologi. Bagi mereka yang mampu memanfaatkan kemajuan teknologi adalah sebuah berita baik alias berkah tapi bagi mereka yang tak mampu memanfaatkannya kemajuan teknologi bisa menjadi sumber musibah alias sebuah terpuruk, namun masalahnya kemajuan teknologi dan inovasi teknologi adalah sesuatu yang amat tak terhindarkan suka atau tidak Ia datang menjadi bagian dari kehidupan kita serta mempengaruhi dan membentuk hidup kita. Akhirnya kita hanya punya satu pilihan menerimanya sebagai kenyataan hidup beserta melipatgandakan sebesar mungkin manfaat untuk masyarakatnya maslahatnya bagi kehidupan kita,” ujar pria yang akrab disapa Gus Ipul ini.
Sebelum membuka secara resmi Jusuf Kalla Innovation & Entrepreneurship Centre tersebut, Jusuf Kalla menyatakan ucapan terimakasihnya karena namanya telah digunakan sebaga nama lembaga pusat Inovasi Teknologi dan Entrepreneurship di Universitas Brawijaya yang beberapa waktu lalu telah memberinya gelar Honoris Causa tersebut.
“Bagi saya tentu sebagai tanggung jawab untuk bagaimana bersama-sama kita semua memikirkan bagaimana kemajuan itu dapat kita capai sebaik-baiknya. Semua negara tentu tujuannya memakmurkan bangsanya, tetapi semua negara juga berbeda-beda keadaannya sehingga ada negara yang makmur dan ada negara yang tidak makmur,” ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla menyatakan bahwa banyak orang yang mengatakan bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan oleh keberadaan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimilikinya, namun hal itu tidak berlaku lagi setelah Jepang dan Korea yang tidak mempunyai sumber alam yang memadai justru memiliki tingkat ekonomi yang baik dan makmur serta kaya. Sementara banyak negara di Afrika yang begitu makmur dengan begitu banyak sumber daya alam berlian atau mineral tapi justru jatuh miskin.
“Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa saat ini berada di tengah-tengah negara yang kemakmurannya di tingkat menengah. Di amerika semua kemajuan ide datang sebagian besar dari wilayah yang merupakan pusat banyak perusahaan yang ternyata di belakangnya adalah pihak perguruan tinggi. Artinya adalah bagaimana menggabungkan antara dunia pendidikan yang menciptakan teknologi dengan dunia usaha. Di sini kita ada ada Universitas Brawijaya, tinggal bagaimana mengkorelasikan dengan dunia usaha,” ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla lebih lanjut meminta dunia perguruan tinggi khususnya civitas akademika di Universitas Brawijaya untuk mulai merubah mindset agar bisa meraih kesuksesan dengan keilmuan yang dimilikinya bisa diaplikasikan demi kemaslahatan masyarakat yang lebih banyak.
“Bukan lagi waktunya riset hanya untuk naik pangkat dan jabatan, tetapi baaimana riset itu bisa diaplikasikan dan dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat banyak. Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum erjawab di negara ini yang bisa menjadi bahan riset para akademisi,” pungkas Wakil Presiden Jusuf Kalla. (A.Y)