ota Malang – Memahami pentingnya riset serta mensosialisasikan halal industry yang dirasakan masih kurang optimal dalam pelaksanaannya, Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM), melaksanakan seminar nasional dengan menghadirkan pemateri dari dalam dan luar Indonesia.
Dekan Fakultas Ekonomi UM, Cipto Wardoyo menjelaskan bahwa acara seminar tersebut akan bermanfaat bagi mahasiswa karena membahas berbagai macam isu-isu terbaru di bidang bisnis dan termasuk penelitian dan riset bisnis.
“Harapan dari Fakultas Ekonomi adalah para mahasiswa bisa mendapatkan wawasan terbaru dan jika bisa hingga terinspirasi untuk bisa dijadikan bahan pembuatan tugas akhir mahasiswa,” ujar Cipto Wardoyo.
Dalam kegiatan seminar tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ekonomi UM dengan Universitas Putra Malaysia, dimana salah satu dosennya yaitu Rozmiza Bidin juga hadir sebagai pemateri seminar.
“Dengan adanya MoA tersebut, maka ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan secara bersama-sama antara FE Universitas Negeri Malang dengan FE Universitas Putra Malaysia seperti riset dan penelitian bersama, pertukaran dosen (lecture exchange) dan pertukaran mahasiswa (student exhange) yang tentunya masih perlu kita bahas lagi teknis pelaksanaannya,” ujar Cipto Wardoyo.
Sementara itu, Kepala Program Studi S2 Akuntansi UM yang juga menjadi pemateri seminar, Puji Handayati menegaskan dengan adanya seminar hari ini yang diisi oleh para pakar riset dan juga bisnis terkini maka bisa menambah wawasan dari para mahasiswa.
“Selain itu, masalah halal industry ini sangat penting untuk disosialisasikan dan juga mulai dipikirkan secara serius. Jangan sampai hanya berhenti di stempel halal saja, tapi mulai pemilihan bahannya, proses hingga penyajiannya juga harus halal,” ujar Puji Handayati.
Menurut Puji, saat inilah perlu dilakukan sosialisasi dan penyadaran kepada semua pihak termasuk masyarakat agar benar-benar paham tentang halal industry itu seperti apa sebenarnya.
Dosen Universitas Putra Malaysia yang menjadi pemateri seminar, Rozmiza Bidin menegaskan bahwa permasalahan halal industry tersebut tidak bisa dilaksanakan sendiri-sendiri di masing-masing wilayah atau negara tetapi harus berkolaborasi termasuk antar negara serumpun seperti Indonesia dan Malaysia.
“Di Malaysia juga sudah mulai serius dalam membahas halal industry dan perlu kerjasama dari semua pihak agar halal industry bisa benar-benar terlaksana dengan baik di semua tempat,” ujar Rozmiza Bidin. (A.Y)