STMIK ASIA tandatangani MoU dengan Malang Creative Fusion

banner 468x60

Kota Malang – Sebagai salah satu kampus yang menerapkan mata kuliah Bussiness Practice sebagai mata kuliah yang wajib diikuti selama empat semester oleh mahasiswanya, STIE dan STMIK ASIA melakukan penandatanganan surat kerjasama dengan Malang Creative Fusion (MCF) yang menjadi pusat berkumpulnya para pelaku bisnis kreatif di kota Malang.

Perwakilan managemen STIE ASIA, Widya Dewi Anjaningrum menjelaskan bahwa latar belakang dibuatnya kerjasama antara STIE dan STMIK ASIA dengan MCF tersebut berawal dari hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa dari semua sub sektor ekonomi kreatif justru kerjasama antara pelaku industri kreatif dan akademisi yang paling sedikit atau kurang.

Bacaan Lainnya
banner 300x250

“Kemudian saya sampaikan hasil penelitian saya tersebut kepada pimpinan ASIA yaitu pak Teguh Widodo yang menyambut positif ide saya untuk melakukan kerjasama dengan MCF yang sudah bekerjasama dengan BeKraf,” ujar Widya Dewi Anjaningrum.

Kerjasama dengan Malang Creative Fusion (MCF) dinilai Widya bisa memperkaya variasi dan konten dari kurikulum Bussiness Practice sebagai differensiasi STIE STMIK ASIA dibandingkan kampus-kampus yang lain.

“Dalam mata kuliah bussiness practice tersebut mungkin kita membutuhkan pembicara dari MCF dan sebaliknya MCF yang memiliki banyak produk start up bisa dipasarkan oleh para mahasiswa kami,” ujar Widya.

Badan Promosi dan Kerjasama MCF, Amar Alphabet menyatakan bahwa kerjasama STIE dan STMIK ASIA dengan MCF merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara stakeholder industri kreatif di kota Malang dengan kampus STIE STMIK ASIA yang sudah dikenal sebagai kampus yang menghasilkan Sumber Daya Manusia yang siap bekerja dan menerapkan bussiness practice.

Sementara itu di lokasi yang sama, kordinator MCF Vicky Arief H. menyatakan penandatanganan kerjasama MCF dengan kampus STIE STMIK ASIA tersebut merupakan salah satu cara untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif di kota Malang.

“Salah satu poinnya adalah pada tahap yang pertama yaitu tahap kreasi sebelum tahapan berikutnya yaitu produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi. Nah kita masuk di poin pertama yaitu kreasi di mana kreasi-kreasi ini biasanya dikeluarkan oleh kampus dalam bentuk output Sumber Daya Manusia,” ujar Vicky Arief H.

Vicky juga menegaskan banyaknya kampus di kota Malang tidak secara otomatis menjadi potensi pengembangan ekonomi kreatif, karena bisa saja ratusan lulusan mahasiswa justru menjadi permasalahan saat tidak mampu terserap menjadi tenaga kerja atau membuat lapangan pekerjaan.

“Dengan adanya kerjasama ini bisa jadi menjadi solusi praktis untuk menyiapkan mahasiswa sejak masih duduk di bangku kuliah dengan materi skill yang dibutuhkan para pelaku industri. Jujur saja, di kota Malang ini ribuan mahasiswa lulus tapi ternyata para pelaku industri kreatif kesulitan mendapatkan karyawan di perusahaan mereka, ini kan aneh,” ujar Vicky Arief H.

Dari kerjasama yang dilakukan oleh MCF dan STIE STMIK ASIA hari ini (21/12), menurut Vicky bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk seperti pendampingan mahasiswa, inkubasi, workshop, peningkatan Sumber Daya Manusia dan membuat komunitas, pengusaha atau pelaku industri kreatif serta pihak kampus bisa berbuat untuk masyarakat.

“Jika sudah terjalin kerjasama dengan banyak pelaku maka akan mempercepat terciptanya atmosfir ekonomi kreatif yang baik di kota Malang sehingga kota Malang yang sudah menahbiskan dirinya sebagai salah satu kota sub sektor kreatif ini bisa semakin maju,” pungkas Vicky. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan