Kota Malang – Meskipun pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kota Malang akan dilaksanakan pada bulan Juni 2018 mendatang, namun Garda Pancasila hingga saat ini masih belum menentukan kemana dukungannya akan diberikan.
Ketua Garda Pancasila, Peni Suparto menyatakan bahwa dari beberapa tahapan yang ada sudah menghasilkan tiga Pasangan Calon (paslon) yakni Anton-Syamsul, Nanda-Wanedi dan Sutiaji-Edi yang dinyatakan telah memenuhi syarat menjadi peserta Pilkada kota Malang.
“Saya melihat ketiganya sudah mulai melakukan sosialisasi langsung dan menyebar gambar bacalon di media sosial tetapi belum ada satupun paslon yang secara terbuka menyampaikan visi misi dan gagasannya secara luas ke publik. Porsi publikasi gagasannya sangat minim jika dibandingkan dengan penyampaian slogan-slogan politiknya,” ujar Peni Suparto.
Menurut mantan Walikota Malang terrsebut, di tengah kesadaran politik masyarakat yang kian meningkat dengan melek informasi, publikasi gagasan adalah prioritas yang dilakukan jauh-jauh hari sebelum kompetisi dimana nilai edukasi dalam pesta demokrasi bukan pada slogan politik ataupun ‘perang’ gambar melainkan pada dinamika gagasan serta menggali ide-ide inovatif untuk didiskusikan secara publik.
Terkait dengan kondisi yang ada tersebut, Peni Suparto selaku Ketua Garda Pancasila menyatakan bahwa berdasarkan hasil rapat internal Garda Pancasila, maka diputusan hingga saat ini Garda pancasila belum menentukan sikap untuk mendukung Paslon manapun dalam Pilkada kota Malang 2018.
“Garda Pancasila pada saatnya nanti akan menentukan dukungan politik pada Paslon berdasarkan pertimbangan ideologis, gagasan dan program-program yang relevan untuk kemajuan kota Malang. Adapun pemasangan foto saya pada atribut publikasi politik salah satu Paslon seperti yang tersebar di banner media sosial tersebut tanpa seijin dari saya,” ujar Peni Suparto.
Peni Suparto lebih lanjut mengajak semua anggota Garda Pancasila dan masyarakat kota Malang umumnya untuk menyukseskan Pilkada kota Malang dengan damai, rukun dan menghindari konflik politik dalam bentuk apapun. (A.Y)