Warga Kebalen Kota Malang Minta Nanda-Wanedi Atasi Mahalnya Pendidikan

banner 468x60

Kota Malang –  Mahalnya pendidikan dan pergaulan anak akhir-akhir ini menjadi tema utama yang dikeluhkan warga Kebalen Wetan RT 13/ RW 1 Kota Malang kepada Ya’qud Nanda Gudban, salah satu calon Walikota Malang saat berkunjung ke warga setempat, (24/1).

Halim Sya’rani, salah satu warga bercerita bahwa pihaknya pernah membantu seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tak bisa membayar SPP. Siswa ini hampir terpending pendidikan karena tak punya uang untuk melunasi SPP. “Jadi anak ini dari keluarga yang sangat miskin, hampir putus sekolah. Kita berjuang untuk membantu dia terus lanjut, nah nanti kalau mbak Nanda jadi kalau bisa pendidikan di gratiskan,” terangnya.

Bacaan Lainnya

Selain itu, persoalan pergaulan anak di Kota Malang juga menjadi curhatan warga. Khususnya saat anak sudah mengenal gadget. Menurur mereka, anak dengan gadget kadang lupa diri, dan sangat berlebihan menggunakannya. Bahkan ada juga yang terperosok ke tindakan yang negatif akibat pergaulan tidak jelas di media sosial. “Anak kita sekarang sangat pintar main HP, hingga tak mau berhenti, ada juga yang terjerat narkoba gara-gara pergaulan di HP,” keluh Halim.

Menanggapi dua persoalan pendidikan tersebut Nanda menjelaskan bahwa sebetulnya pihaknya sangat konsen dengan pendidikan. Itu dibuktikan dengan upayanya di parlemen dalam memperjuangkan pendidikan gratis di Kota Malang untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Mengah Pertama (SMP).

“Untuk mewujudkan  biaya pendidikan SD dan SMP gratis di Kota Malang, kami di DPRD waktu itu berjuang hingga empat kali. Alhamdulillah kini sudah gratis, walaupun awalnya masih ada pungutan ini itu, tapi kini sudah semakin membaik,” terang perempuan dua anak itu.

Namun memang, imbuh Nanda, saat ini pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat menjadi urusan Pemerintah Provinsi bukan Kota. “Tapi meskipun demikian jangan sampek ada anak-anak kita yang tidak sekolah, di sini walikota harus ambil peran buat mereka,” kata dia.

Soal penggunaan gadget yang berlebihan pada anak, Nanda yang berpasangan dengan Wanedei tersebut tidak menampik bahwa hal itu terjadi saat ini. Karena itu, dirinya semakin terpanggil untuk mengambil peran penting dalam membuat aturan sehingga anak tidak lagi bergantung pada teknologi tersebut. “Sejauh ini kita DPR cukup terbatas membuat aturan, jika walikota tidak mau maka suatu aturan tidak jadi. Nah nanti kami akan perjuangkan aturan di mana anak dapat lebih dekat pada orang tua ketimbang gadget,” paparnya.

Selain itu, pemilik jargon “Ayo Noto Malang” itu menegaskan bahwa untuk ukuran Kota Malang yang dibutuhkan bukan lagi anak ditingkat SMA melainkan level perguruan tinggi. Untuk itu, dirinya sudah menyiapkan pola dan strategi bagaimana paling tidak 1000 anak di Kota Malang pertahunnya dapat kuliah gratis di kampus-kampus yang ada. “Kita punya sekitar 70 perguruan tinggi di Malang, kita akan atur agar anak-anak kita dapat kuliah secara gratis,” imbuhnya.

Tak lupa dalam acara yang dihadiri oleh kaum ibu tersebut, Nanda juga mengajak warga untuk “noto” Malang khususnya pasar-pasar di Kota Malang. Menurutnya, pasar di kota dingin ini harus bersih agar para ibu saat belanja merasa nyaman. “Insyaalah pemimpin perempuan akan jauh lebih mengerti tentang apa yang diiginkan kaum perempuan, termasuk pasar yang bersih dan nyaman,” tukasnya. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan