ADADIMALANG – Dalam isi kuliah tamu di Universitas Brawijaya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyatakan bahwa potensi terjadinya intoleransi di Indonesia saat ini sangatlah besar. Hal itu sudah bisa terlihat dari beberapa kali kejadian yang ada seperti perusakan rumah ibadah di Aceh, kasus di Sampang dan lain sebagainya.
“Permasalahan intoleransi di Negara kita ini cukup besar potensinya, dan bisaanya selalu terkait dengan Suku, Agama, Ras dan Antar Goilongan (SARA) baik itu di internal suatu agama ataupun antar agama,” jelas Kapolri.
Menurut Jendral Badrodin Haiti, salah satu cara untuk mencegah terjadinya intoleransi itu adalah masyarakat diharapkan agar tidak berfikir dengan pola mayoritas dan minoritas.
“Kalau berfikirnya mayoritas dan minoritas, maka akan memunculkan arogansi ataupun iri hati. Kembalilah ke konstitusi, sehingga baik mayoritas ataupun minoritas memiliki kedudukan yang sama dalam hokum,” tutur pria kelahiran Jember ini.
Ada banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam hal berkebangsaan dan menjaga situasi yang penuh toleransi seperti banyaknya faham radikal yang terus bergerak yang dipermudah dengan teknologi informasi yang menyediakan semuanya, Narkoba, Perekonomian yang sedang lesu dan masih banyak hal lain yang bisa menjadi pemicu toleransi jika salah menyikapinya.
“Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia, karena memiliki karakter yang tidak dimiliki oleh bangsa lain,” ujar Kapolri mengakhiri kuliah tamunya. (A.Y)
“Tuduhan makar harus bisa diproses dan dibuktikan agar tidak menimbulkan keresahan publik. Jika tidak, tuduhan itu bisa politis dan liar, serta memecah-belah masyarakat,” ujar Jazuli.