300 Vaksin diberikan untuk vaksinasi tahap pertama.
ADADIMALANG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bergerak cepat dalam penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya dengan mengajukan agenda vaksinasi bagi dosen dan karyawan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang setelah pelaksanaan vaksinasi tahap pertama bagi tenaga medis.
Pengajuan pelaksanaan vaksinasi di UMM tersebut disambut baik, sehingga pada 4 hingga 6 Maret lalu UMM telah melangsungkan vaksinasi tahap pertama kepada 300 orang yang terdiri dari dosen dan karyawan UMM yang dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Malang Medical Centre.
Kepala Bagian Kepegawaian UMM, Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si. menyampaikan bahwa pemegang otoritas program vaksinasi adalah pemerintah, sehingga UMM mengajukan vaksin untuk dosen dan karyawan melalui jalur Dinas Kesehatan Kota Malang.
“Ada sekitar 300 vaksin yang sudah diterima di UMM, 240 di antaranya telah digunakan pada tiga hari pertama pelaksanaan dimana Pimpinan Universitas didahulukan karena harus mengawal jalannya organisasi. Kemudian dilanjutkan pemberian vaksin kepada pimpinan fakultas serta para staf di bidang 1, 2, 3, dan 4,” jelas Kepala Bagian Kepegawaian UMM.
Zakarija Achmat menambahkan jika para staf admin di lingkup fakultas juga didahulukan dengan alasan staf admin fakultas tersebut juga memberikan pelayanan langsung kepada mahasiswa.
“Insyaallah akan ada 300 vaksin lagi dalam beberapa hari ke depan yang diperuntukan bagi Sekretaris Prodi, Kepala Laboratorium, Dosen Senior dan juga Satpam,” ungkapnya.
Senada dengan Zakarija, Ketua Satgas COVID-19 UMM dr. Thontowi Djauhari, NS., M.Kes., juga mengatakan bahwa UMM berinisiatif untuk mengajukan program vaksinasi dengan dua tahapan dalam memberikan vaksinasi. Jarak antara kedua tahap tersebut sekitar 14 sampai dengan 15 hari.
“Sampai saat ini kita belum menemukan efek samping yang berbahaya. Beberapa merasa mengantuk dan lapar. Ada juga beberapa yang mengeluh pusing,” imbuh Ketua Satgas COVID-19 UMM.
Dokter Rumah Sakit (RS) UMM tersebut juga menyebutkan kendala yang dihadapi salah satunya adalah kurang akuratnya informasi yang diperoleh masyarakat, yang menyebabkan banyak asumsi-asumsi yang salah terkait vaksinasi. (A.Y)