Neuromuscular Taping dapat menjadi pilihan intervensi penunjang dari terapi Kaki Diabetik yang telah dilakukan karena tidak mengganggu aktivitas.
ADADIMALANG – Dilatarbelakangi masih minimnya upaya perawatan sebelum munculnya luka pada Kaki Diabetik sebagai dampak dari penyakit Diabetes Melitus (DM), membuat salah satu dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) meneliti metode Neuromuscular Taping.
Dengan penggunaan Neuromuscular Taping tersebut diharapkan dapat menghasilkan Perbaikan Klinis Gangguan Mikrosirkulasi pada kaki para penderita DM.
Diabetes Melitus (DM) hingga saat ini masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia karena dapat menimbulkan komplikasi kronis. Komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler akan muncul akibat DM yang tidak terkontrol, salah satunya pada kaki penderita DM yang dikenal dengan istilah Diabetic Foot Syndrome (DFS).
DFS dapat menyebabkan gangguan saraf pada kaki penderita DM dan berpengaruh pada kualitas hidup penyandang DM.
“Perawatan pada masalah kaki diabetik selama ini masih berfokus pada upaya penyembuhan luka. Beberapa di antaranya adalah pengobatan dan perawatan luka, manajemen infeksi dan manajemen vaskularisasi. Sedangkan upaya perawatan
sebelum terjadinya luka masih menggunakan terapi untuk mengurangi gejala dengan pendekatan farmakologi,” ungkap Heri Kristianto.
Di latar belakangi hal tersebut, Heri Kristianto kemudian membuat penelitian dan disertasi yang berjudul ‘Pengembangan Algoritme Neuromuscular Taping terhadap Perbaikan Klinis Gangguan Mikrosirkulasi pada Kaki Diabetik’, dimana Ujian Terbuka Disertasi tersebut telah digelar secara daring pada hari Selasa lalu (25/05/2021).
Dalam penelitiannya, dosen Keperawatan Medikal Bedah pada Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) yang sedang menempuh S3 di Universitas Indonesia (UI) ini melakukan pengembangan dan pengkajian tatalaksana perbaikan sirkulasi perifer pada kaki diabetik sebagai usaha untuk mencegah terjadinya ulkus kaki diabetik sebagai petanda komplikasi lebih lanjut.
“Metode Neuromuscular Taping (NMT) dapat menjadi pilihan intervensi penunjang dari terapi yang sudah ada, karena tidak mempengaruhi aktivitas klien yang terpasang plester. Oleh karena itu, NMT berpeluang untuk dikembangkan dan diterapkan sebagai penunjang dalam penanganan kaki diabetik dengan memberikan dukungan pasien untuk tetap beraktivitas,” ungkap Heri Kristianto.
NMT merupakan suatu metode pemasangan plester pada permukaan kulit kaki dengan menggunakan plester khusus yang telah dilakukan modifikasi bentuk, panjang dan lebar plester sesuai dengan indikasi klinis.
“Pada uji klinis yang telah dilakukan menggunakan bentuk Fan dan I sebagai dasar untuk memperbaiki mikrosirkulasi pada neuropati kaki diabetik. Hasil yang diperoleh memberikan manfaat dalam memperbaiki kelembapan kulit kaki, struktur kapiler dan respon nyeri neuropati,” jelas Heri Kristianto.
Promovendus berharap hasil penelitian ini dapat mendukung pengembangan manajemen nyeri nonfarmakologi dalam bidang keperawatan, khususnya perawatan kaki diabetik.
“Semoga penelitian ini dapat memberi harapan baru dalam tata laksana kaki diabetik selain pendekatan farmakologi,” katanya.
Melalui disertasi tersebut Heri dinyatakan lulus sebagai Doktor Keperawatan ke-105 dari Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) UI dengan IPK 3.94 dan predikat cumlaude yang ditempuh dalam waktu dua tahun sembilan bulan.
Selain mengabdikan diri sebagai dosen di Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) sejak tahun 2006 hingga saat ini, Heri Kristianto juga menjadi praktisi mandiri spesialis keperawatan medikal bedah dalam area perawatan kaki, luka, dan edukator diabetes. (A.Y)