Satu Profesor di bidang Infrastruktur Perkotaan dan satu Profesor bidang Ilmu Geofisika.
ADADIMALANG – Meskipun pandemi masih belum usai, namun Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor baru.
Dalam pengukuhan yang akan dilaksanakan pagi tadi (25/8/2021), UB mengukuhkan Dr. Ir. Budi Sugiarto Waloeya, MSP. sebagai profesor bidang Infrastruktur Perkotaan yang merupakan profesor ke-16 di Fakultas Teknik dan profesor aktf ke-196 di UB.
Pada pemaparannya di depan senat, Prof. Budi membawakan orasi tentang ‘Pengukuran Tingkat Pelayanan Jalan menggunakan Pendekatan Interaksi Model Tata Guna Lahan-Jaringan Jalan’ dimana model tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan tata guna lahan yang sudah berada di batas harus dikendalikan karena menyebabkan pelayanan jalanan yang buruk.
“Penggunaan jalan ini sangat masif di wilayah perkotaan, namun sayangnya peningkatan infrastruktur termasuk jalan raya tidak sebanding dengan pertambahan penduduk sehingga menimbulkan permasalahan. Kemacetan menjadi yang kerap kali muncul di wilayah perkotaan dengan titik kemacetan terutama di ruas jalan-jalan utama penghubung antar kota,” ungkap Budi Sugiarto Waloeya.
Berdasarkan studi kasus yang dilakukannya di koridor Jalan Surabaya (Waru)-Sidoarjo yang merupakan jalan nasional dengan panjang jalan 29 km, perhitungan Tingkat Pelayanan di lokasi tersebut menggunakan metode Interaksi Model Tata Guna Lahan-Jaringan Jalan.
“Perhitungan tersebut menunjukkan dari rentang pukul 08.00 hingga 09.00 WIB hingga pukul 06.00 hingga 19.00 WIB tingkat pelayanan jalan memiliki nilai F yang berarti koridor jalan dalam keadaan macet atau terjadi antrian yang panjang yang memperlambat laju kendaraan bermotor. Tingkat pelayanan jalan yang buruk mestinya menjadikan titik tolak pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan pengendalian pemanfaatan tata ruang dengan mengadakan pembatasan pengembangan untuk Zona Kawasan Perdagangan dan Jasa,” ungkap Prof Budi.
Prof Budi lebih lanjut menjelaskan tentang kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih spesifik adalah pelarangan khususnya Kawasan Perdagangan dan Jasa skala besar seperti Hiper Market, Plaza, Mall dan lain sebagainya , sedangkan untuk skala menengah dan kecil masih bisa untuk dikembangkan.
Selain mengetahui tingkat pelayanan jalan Interaksi Model Tata Guna Lahan- Jaringan Jalan dapat dipakai untuk mengetahui waktu tempuh perjalanan (travel time) pada ruas koridor jalan tertentu.
Sementara Profesor kedua yang dikukuhkan adalah Dr. Sunaryo, S.Si., M.Si. yang merupakan profesor ke-25 di FMIPA dan ke-197 profesor aktif serta ke-284 dari seluruh profesor di UB.
‘Peranan Ilmu Geofisika Dalam Mitigasi Bencana Alam’ menjadi judul paparan yang disampaikan di hadapan Senat Universitas Brawijaya.
“Ilmu Geofisika merupakan alat untuk mengetahui informasi bawah permukaan bumi sehingga memegang peranan penting dalam pemecahan masalah kebencanaan, lingkungan dan eksplorasi, layaknya ultra sono grafi (USG) bagi profesi seorang dokter karena sejatinya ilmu ini mengetahui kondisi bawah permukaan dengan bumi melalui pengukuran di permukaan bumi dengan menerapkan kaidah-kaidah ilmu Fisika,” ungkap Prof. Sunaryo.
Penggunaan ilmu geofisika pada kebencanaan bisa dilakukan mulai upaya mitigasi pra bencana, namun disayangkan di Indonesia penanganan bencana dinilai masih banyak dilakukan pada tahapan tanggap darurat dan rehabilitasi (paska bencana). Padahal upaya optimalisasi teknologi menggali infomasi bawah permukaan bumi untuk mengetahui penyebab bencana geologi perlu dilakukan agar dapat dilakukan rekayasa sebagai upaya mitigasinya.
“Di sinilah peluang pengambangan ilmu geofisika. Pemetaan atau zonasi wilayah dari informasi permukaan bawah bumi dapat digunakan sebagai alat mitigasi untuk mereduksi dampak atau bahkan mencegah terjadinya bencana alam yang terkait dengan kebumian seperti longsor, gempa bumi dan kekeringan tersebut,” ungkap dosen Fakultas MIPA UNiversitas Brawijaya ini. (A.Y)