Ada beberapa hal yang harus diketahui pasangan Suami Istri yang belum memiliki keturunan untuk mulai berfikir harus datang berkonsultasi ke dokter.
ADADIMALANG – Salah satu proses yang dilalui manusia pada umumnya ini adalah menikah atau membangun suatu rumah tangga. Kenikmatan dan juga harapan dari suatu keluarga yang dibangun tersebut adalah memiliki keturunan sebagai buah hati keluarga tersebut, sekaligus sebagai penerus garis keturunan kedua orang tua atau keluarganya.
Namun dalam kenyataannya, saat ini banyak terjadi pasangan suami istri baik muda ataupun yang telah cukup lama membangun mahligai rumah tangga ternyata belum dikaruniai keturunan seperti yang diharapkan.
Dalam keresahan, kesedihan hingga kegundahan yang dirasakan pasangan suami istri tersebut, tak sedikit yang kemudian menyalahkan salah satu pihak ataupun saling menyalahkan sebagai pihak yang bersalah sehingga belum memiliki keturunan. Banyak pula yang hanya menunggu, sembari berharap ada keajaiban tanpa berusaha mencari jawaban atas permasalahan yang sebenarnya menjadi penyebab.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh banyak pihak, ternyata jumlah pasangan yang sulit mendapatkan keturunan saat ini jumlahnya juga semakin meningkat.
“Era saat ini memang berpengaruh besar pada mobilitas dan gaya hidup kita saat ini dan itu juga berpengaruh besar pada kondisi kesehatan kita termasuk dalam hal kesuburan atau fertilitas yang berpengaruh besar dalam hal memiliki buah hati,” ungkap dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Persada Hospital Malang, dr Nurfianti Indriana Sp.OG.
BACA JUGA :
* Pertama Di Malang, Klinik Spesialis Fertilitas
* Sekilas Cerita Di Balik Kehadiran Klinik Fertilitas Pertama Di Malang
Dengan banyak hal yang mempengaruhi saat ini, jumlah pasangan yang kesulitan memiliki keturunan juga terus meningkat dan hal ini harus dipahami sebagai suatu hal yang perlu dicari jalan keluarnya.
“Salah satunya dengan melakukan konsultasi dengan dokter agar benar-benar mengetahui apa permasalahan yang menyebabkan pasangan tersebut belum memiliki keturunan. Dengan mengetahui kondisi yang sebenarnya, maka tidak ada lagi menyalahkan salahsatu pihak atau saling menyalahkan,” ujar dr Nurfianti.
Diakui selama ini istri atau perempuan kerapkali menjadi pihak yang lebih banyak disalahkan jika satu pasangan belum juga memiliki keturunan, padahal menurut dr Nurfianti ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya infertilitas termasuk dari kondisi suami.
“Kami juga menemukan banyak permasalahan dimana kondisi kesehatan suami dan istri itu baik-baik saja, tetapi anehnya belum juga memiliki keturunan (unexplained). Nah ini yang perlu dicari penyebab yang sebenarnya apakah misalnya stress atau kelelahan atau apa, dan solusi apa yang dapat dilakukan. Karena setiap pasangan yang berkonsultasi kepada kami tidak harus langsung mendapat tindakan medis tetapi ada banyak hal dulu yang dapat dilakukan,” ungkap dokter berhijab ini.
Tetapi sebelum menyalahkan salah satu pihak atau saling menyalahkan yang dapat membawa dampak lebih besar lagi, dr Nurfianti menyarankan pasangan harus berkonsultasi kepada dokter spesialis jika telah memenuhi beberapa hal mendasar untuk mulai berpikir tentang ketidaksuburan (infertilitas).
https://youtu.be/GDYYxJlA1B0
“Jadi misalkan pasangan tersebut telah menikah minimal selama satu tahun lamanya, kemudian tinggal dalam satu rumah, berhubungan intim dalam kurun waktu yang wajar secara normal dan tidak menggunakan alat kontrasepsi atau tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB) namun belum hamil juga, maka sudah mulai harus berpikir untuk berkonsultasi dengan dokter karena mungkin saja ada suatu hal yang harus segera ditangani secara medis,” ungkap dr Nurfianti Indriana.
Terus meningkatnya jumlah kasus infertilitas saat ini menjadi salah satu latar belakang dibukanya Klinik Fertilitas Indonesia di Persada Hospital Malang.
Klinik Fertilitas Indonesia di Persada Hospital Malang ini menerima pasangan yang memang memiliki permasalahan terkait kehamilan ataupun kesuburan hingga menyediakan berbagai solusi hingga proses bayi tabung atau inseminasi buatan.
“Yang datang ke sini tidak selalu harus langsung ikut program bayi tabung, tetapi ada tahapan-tahapan yang harus dilalui terlebih dahulu, seperti tahapan konsultasi terlebih dahulu dan lain sebagainya,” ungkap dr Nurfianti.
https://www.youtube.com/watch?v=lPV63wavNC8
Dalam membuka Klinik Fertilitas Indonesia tersebut, Persada Hospital Malang bekerjasama dengan Morulla IVF Indonesia yang juga merupakan lembaga yang telah expert dalam bidang fertilitas dan inseminasi buatan. (A.Y)