ADADIMALANG – Menggunakan metode Convolutional Neural Networkdalam pembuatan aplikasi pengenalan bahasa isyarat Abjad SIBI, Mutiara Sholawati yang kuliah di Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berhasil lulus kuliah dengan predikat ‘Dengan Pujian’ (Cumlaude).
Dalam tugas akhirnya, Mutiara membuat aplikasi pembelajaran bahasa isyarat yang dipergunakan di salah satu Sekolah Dasar (SD) di wilayah Pasuruan yang dirasakan dapat memberikan manfaat lebih dalam hal pelatihan bahasa isyarat.
“Jadi dengan penggunaan aplikasi yang berbasis website ini dapat mempercepat penguasaan bahasa isyarat baik oleh para siswa ataupun guru dibandingkan dengan pembelajaran secara manual seperti yang selama ini diterapkan. Setidaknya bisa mempercepat pembelajaran,” ungkap Mutiara.
Selain menggunakan aplikasi berbasis website yang sementara masih dalam mode offline ini, aplikasi ciptaan mutiara ini juga menggunakan artificial inteligence (AI) atau teknologi kecerdasan buatan dimana pengguna aplikasi ini akan belajar bahasa isyarat secara riil time.
“Jadi ada kamera dimana pengguna aplikasi ini akan ditampilkan dalam layar secara riil time yang akan mendeteksi gerakan ataupun bentuk bahasa isyarat yang diperagakan oleh pengguna. Ini juga salah satu cara agar lebih cepat menguasai bahasa isyarat tersebut,” ungkap Mutiara.
Mutiara yang berasal dari Pasuruan tersebut berhasil menyelesaikan studi di kampus ITN Malang selama 3,5 tahun dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,87 dan berhasil membuat prototype aplikasi pembelajaran bahasa isyarat sebagai tugas akhir kuliahnya.
Dengan berbagai raihan prestasi dan IPK yang diraihnya, Mutiara Sholawati berhasil menjadi salah satu wisudawan terbaik Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam wisuda ke-67 tahun 2022 pagi hari tadi, Sabtu (19/03/2022).
Dalam sambutannya, Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE menyampaikan wisuda ke-67 ITN Malang kali ini masih dilakukan dengan cara hybrid terbatas mengingat masih dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang diikuti oleh 233 orang wisudawan.
“233 orang wisudawan ini berasal dari 15 program studi ini dimana para lulusan ini telah memenuhi standar pendidikan nasional karena dihasilkan dari proses pembelajaran yang akuntabel,” ungkap Abraham Lomi.
Menurut Rektor ITN Malang, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah merumuskan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dimana paket kebijakan Kampus Merdeka tersebut menjadi langkah awal dari rangkaian kebijakan untuk perguruan tinggi sekaligus tahap awal melepaskan belenggu agar perguruan tinggi lebih mudah bergerak untuk mencapai dan atau memenuhi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditentukan.
“Jadilah lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang mampu bersaing dengan perkembangan global dan kemajuan teknologi saat ini. Unggul dalam berinovasi yang tidak sekadar mencari dan menunggu panggilan pekerjaan, tetapi mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan hargailah kemajemukan bangsa Indonesia Karena ini yang akan mempersatukan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Selamat berkarya untuk seluruh wisudawan Institut Teknologi Nasional Malang,” ungkap Rektor ITN Malang. (A.Y)