Undang perwakilan pelaku usaha, komunitas untuk antisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus covid menjelang libur panjang.
ADADIMALANG – Mulai melandainya kasus Covid-19 di kota Malang diharapkan tidak membuat semua pihak menjadi lengah dan tidak menerapkan protokol kesehatan Covid-19 lagi. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso dalam rapat kordinasi penanganan dan antisipasi peningkatan kasus Covid-19 siang tadi, Kamis (14/10/2021).
“Kita tidak boleh lengah meski akhir-akhir ini kasus Covid-19 di kota Malang mulai melandai sehingga beberapa sektor juga mulai diberi kelonggaran. Dengan strategi mitigasi diharapkan gelombnag ketiga yang diramalkan terjadi di akhir Desember 2021 atau awal Januari 2022 tidak akan terjadi,” ujar Sekretaris Daerah kota Malang di awal rapat kordinasi di Ruang Sidang Balaikota Malang.
Terkait dengan upaya penanganan dan antisipasi agar tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19 di kota Malang, Erik menegaskan Pemerintah Kota Malang bersama dengan Forkopimda Kota Malang mengajak semua stake holder bertemu dan berdialog bersama agar mendapatkan masukan, saran dan sekaligus sharing.
Dalam pertemuan tersebut beberapa stake holder seperti pengusaha Mall, Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) dan perwakilan komunitas juga memberikan masukan, saran dan harapan agar dalam kondisi pandemi dan PPKM Level 3 ini ekonomi mulai bangkit kembali.
“Semua juga sama mengalami kondisi dan kesulitan terkait dengan Covid-19 ini, dan menurut saya ini adalah waktu yang tepat untuk bangkit termasuk dalam hal pemulihan ekonomi. Saya sangat setuju dengan adanya pelonggaran beberapa sektor setelah ada penurunan level PPKM namun pelonggaran itu harus tetap menerapkan protokol kesehatan,” ungkap Mall Director Malang town Square (Matos), Fifi Trisjanti.
Menurut Fifi, semua pihak termasuk pengusaha mall juga sangat terdampak pandemi Covid-19.
“Bagaimana Pemerintah sejauh mana dapat mendukung atau mensupport kita sebagai pengusaha mall. Seperti yang saya sampaikan tadi, tidak semua orang dapat menginstal aplikasi Peduli Lindungi sebagai syarat masuk mall misalkan karena handphone yang dimilikinya tidak support termasuk anak-anak. Akhirnya saya berbicara dengan Kapolresta Malang Kota, jika sudah memiliki kartu vaksin dapat ditunjukkan untuk masuk mall,” ungkap Fifi.
https://www.youtube.com/watch?v=J-b-BAN_r9M&t=78s
Meski saat ini mall telah diijinkan beroperasional dengan tingkat kunjungan hingga 50 persen, namun Fifi menyampaikan saat ini kunjungan baru mencapai 30 persen karena dalam kondisi pandemi saat ini dan berbagai aturan yang ada masih sulit untuk dapat sampai ke 50 persen tersebut.
“Saat ini banyak tenant yang tutup, dengan tutupnya tenant tersebut kan tidak bagus juga. Selain itu kami berharap anak-anak juga dapat segera diijinkan masuk ke mall atau pusat perbelanjaan karena pengaruhnya sangat besar pada kunjungan ke mall kami,” pungkas perempuan yang gemar mengenakan kebaya ini.
Di kesempatan yang sama, Agoes Basoeki selaku Ketua Persatuan hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang menyampaikan kegebiraannya karena tingkat okupansi hotel dan restoran mulai meningkat paska turunnya level PPKM kota Malang.
“Paska penurunan level PPKM di kota Malang tersebut dan adanya kelonggaran beberapa sektor akhirnya berdampak pula pada sektor Hotel dan Restoran dimana untuk okupansi hotel selama weekday dapat mencapai 35 hingga 50 persen, sementara untuk weekend dapat terisi 80 persen. Meski masih fluktuatif tapi trend yang terjadi adanya kenaikan okupansi,” ungkap pria penyuka lagu Koes Plus ini.
https://www.youtube.com/watch?v=TLEJH4igHz0&t=39s
Menanggapi berbagai masukan dan harapan dari peserta rakor tersebut, Wali kota Malang Drs H. Sutiaji menyampaikan situasi susah ini tidak hanya dialami oleh kota Malang saja melainkan hampir di seluruh belahan dunia.
“Di masa pandemi ini waktunya bagi kita semua untuk introspeksi termasuk berkumpul hari ini untuk saling menguatkan. Terimakasih untuk kepedulian semua pihak khususnya masyarakat karena keberhasilan penanganan covid-19 ini merupakan keberhasilanbersama-sama. Keberhasilan vaksinasi juga karena kesadaran masyarakat kota Malang yang tinggi,” ungkap Wali kota Sutiaji.
Adanya perbedaan standar penentuan level PPKM menurut Sutiaji juga sudah langsung disampaikan Pemerintah Kota Malang kepada Pemerintah Pusat yang juga telah memberikan tanggapan.
“Jadi kita telah menerima tanggapan atas kebingungan penentuan level PPKM, dimana dari beberapa penilaian sebenarnya kota Malang dan kota Batu seharusnya telah masuk ke level 1 meski dari parameter 3T (tracking, tracing dan treatment) tracing kita masih di level 2 sementara treatment dan tracking sudah level 1. Tetapi karena aturan aglomerasi dimana ada beberapa wilayah kota dan kabupaten lain masih berada di level 3, akhirnya membuat kota Malang dan kota Batu masih ada di level 3,” ujar Wali kota Malang.
https://www.youtube.com/watch?v=L4ChnExSS18
Wali Kota Malang yang akrab disapa Sam Aji ini juga berniat memperkuat tracking, tracing dan treatment (3T) dengan mengoptimalkan peran RT dan RW di masyarakat.
“Dulu di Asia Indonesia adalah yang terparah tetapi sekarang Indonesia menjadi yang paling bagus sedunia. Itu kenapa? Karena kita memiliki RT dan RW. Jika kita perkuat 3T melalui RT dan RW maka akan sangat mempermudah dan meningkatkan 3T di kota Malang ini. Oleh karena itu ayo lakukan mitigasi secara terus menerus, saya percaya kita dapat menghadapi dengan bersama-sama dengan menbagi tugas,” ungkap Wali Kota Sutiaji.
Sebelum mengakhiri wawancara, Wali kota Sutiaji berpesan penanganan dan antisipasi peningkatan kasus covid-19 termasuk penerapan protokol kesehatan covid-19 merupakan kewajiban bersama agar pandemi Covid-19 juga dapat segera usai. (A.Y)