Sebagai pusat pengembangan riset, penelitian dan inovasi untuk peningkatan kompetensi mahasiswa dan lulusan Universitas Brawijaya.
ADADIMALANG – Bertekad ingin me jadi salah satu pusat peradaban dunia melalui dunia pendidikan yang melingkupi bidang penelitian, riset yang menghasilkan inovasi, Universitas Brawijaya (UB) secara resmi mengembangkan Center of Excellence (COE).
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D. Med.Sc., dalam kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) Humas UB bersama awak media pagi tadi, Senin (18/07/2022).
“Salah satu tugas Universitas adalah melakukan proses pendidikan, dan pendidikan tentunya adalah mahasiswa yang menjadi bisnis utama perguruan tinggi. Bagaimana kita mendidik mahasiswa agar memiliki kompetensi yang bagus dan akan mudah terserap di dunia kerja ataupun berwiraswasta,” ungkap Rektor Universitas Brawijaya.
Strategi dalam penciptaan kompetensi tersebut menurut Widodo adalah membuat sistem pendidikan yang link dan match dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (Dudi).
“Berbagai upaya atau kegiatan untuk menciptakan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan Dudi tersebut akan dipusatkan di Center of Excellence yang merupakan pusat studi sehingga mahasiswa dan kampus akan dapat mengetahui kebutuhan riil dunia usaha dan dunia industri,” ujar Widodo.
Dalam Center of Excellence Universitas Brawijaya menurut Rektor UB akan terdapat integrasi sistem berbagai kegiatan seperti penelitian, riset dan pembelajaran untuk peningkatan kompetensi atau softskill mahasiswa hingga lintas fakultas atau disiplin ilmu.
https://youtu.be/HTWsGXowjwk
Center of Excellence UB tersebut diharapkan akan dapat menjadi pusat dari pengembangan keilmuan, pembinaan kemahasiswaan dan pusat lahirnya inovasi UB. Kombinasi berbagai kegiatan itu dapat menghidupkan lagi nilai-nilai dan budaya serta Sumber Daya lokal dibawa ke ranah Global.
“Kita inginnya COE ini dapat menjadi pusat pengembangan peradaban, jika kita mampu membuat knowledge, membuat inovasi maka tentunya akan dapat mengubah peradaban sesuai dengan karakteristik dan norma-norma local wisdom kita pada ranah internasional,” harap Widodo.
Dicontohkan oleh Widodo, beberapa waktu lalu dirinya mengunjungi PT INKA untuk melakukan penandatanganan kerjasama bersama konsorsium beberapa perguruan tinggi negeri untuk pembuatan kereta api yang ringan, gubris dan juga cerdas.
Dengan adanya kerjasama tersebut maka dosen dapat melakukan penelitian untuk mewujudkan kereta sesuai karakteristik yang diinginkan, termasuk dapat melibatkan mahasiswanya dalam berbagai prosesnya.
“Di situlah terjadi peningkatan kompetensi melalui berbagai aktivitas yang dilakukan di center of Excellence UB baik untuk Dosen ataupun mahasiswanya,” ujar Prof. Widodo. (A.Y)