Sebagai upaya agar generasi milenial tidak semakin jauh dari Pancasila.
ADADIMALANG – Menyadari perbedaan jaman, kondisi dan latar belakang hingga pengaruh teknologi yang ada saat ini membuat generasi milenial disebut-sebut jauh dengan Pancasila.
Tak hanya itu, berbagai kepadatan aktivitas dan juga faktor lain membuat generasi milenial yang kini menempuh pendidikan di perguruan tinggi juga hanya sedikit mendapatkan porsi pendidikan tentang Pancasila.
Menyadari hal tersebut, Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum Politeknik Negeri Malang (UPT MKU Polinema) menggelar Seminar Nasional khususnya bagi generasi milenial yang tengah menempuh pendidikan di kampus Polinema.
Seminar Nasional dengan tema ‘Memaknai Pancasila Bagi Generasi Milenial – Mewujudkan nilai-Nilai Pancasila Untuk Indonesia Bersatu dan berkemajuan’ tersebut menghadirkan dua pemateri yakni Sekretaris Pasca Sarjana Universitas Brawijaya (UB) Andi Kurniawan, S.Psi., M.Eng, D.Sc dan Dr Siti Awaliyah, S.Pd., M.Hum, dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM).
“Peserta seminar kali ini sekitar 400 mahasiswa dari berbagai macam jurusan seperti Teknik Kimia, Administrasi Niaga, Akuntansi, Teknik Elektro, Teknik Sipil dan Teknik Mesin dimana kami prioritaskan pada mahasiswa semester satu atau maba,” jelas Ketua Seminar Nasional Pancasila, Dr. Hudriyah Mundzir, SH., MH.
Dengan menggelar seminar tersebut, Hudriyah berharap dapat mengingatkan kembali khususnya bagi mahasiswa baru agar dapat memaknai Pancasila dengan kondisi mereka sebagai generasi milenial.
“Berbicara tentang generasi milenial, maka tentunya pasti berbeda dengan generasi era tahun 2000 atau 2010, apalagi saat ini kita berada di era tahun 2020an sehingga otomatis saat kita ingin menanamkan Pancasila maka kita harus menggunakan metode yang disesuaikan dengan generasi saat ini,” ungkap perempuan ramah ini.
Senada dengan Hudriyah, Ketua UPT MKU Polinema, Dr Hairus Sandy, SH., MH. menyampaikan kegiatan seminar nasional yang mengambil tema tentang Pancasila tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh UPT MKU Polinema.
“Kenapa terus kita laksanakan secara rutin? karena UPT MKU Polinema ini menyadari sedikitnya bekal pengetahuan mahasiswa Polinema ini khususnya yang berkaitan dengan Pancasila. Coba kita bayangkan, para mahasiswa ini mendapatkan mata kuliah umum seperti ini hanya sekali selama menjadi mahasiswa Polinema. Betapa luar biasa beratnya tanggung jawab kita dengan hanya sekali tatap muka atau satu semester saja sampai lulus diberikan,” ungkap Hairus Sandy.
Menurut Hairus, generasi milenial saat ini mendapatkan banyak godaan sehingga UPT MKU Polinema terpanggil untuk memberikan bekal agar dapat memberikan tambahan ilmu bahwa Generasi Pancasila milenial itu berbeda sekali dengan generasi-generasi milenial yang ada di penjuru dunia ini.
“Apa perbedaannya? terletak pada keimanan dan ketakwaan kita karena di situ pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa itu merupakan sebuah keharusan bagi kita yang menjadi warga negara Indonesia. Pancasila itulah yang kemudian menjadi pembeda generasi milenial Indonesia dengan yang lainnya,” pungkas Ketua UPT MKU Polinema, Dr Hairus Sandy, SH., MH.
https://youtu.be/hCu9D3pnNbs
Pancasila Harus Menjadi Landasan Kehidupan Sehari-hari Generasi Milenial
Sebelum membuka kegiatan Seminar Nasional tersebut, Pembantu Direktur Bidang Akademik Polinema, Dr Dra Kurnia Ekasari Ak., MM., dalam sambutannya menyampaikan bahwa generasi milenial saat ini kebanyakan tidak begitu memahami tentang Pancasila.
“Sebagai contoh saja di era kami ada pendidikan tentang butir-butir Pancasila, tapi saat ini sudah tidak ada. paling hanya mengenal tentang lima sila itu saja, atau bahkan ada yang kurang hafal ya,” ungkap perempuan yang akrab disapa Sari tersebut.
Padahal menurut Sari, kelima sila Pancasila tersebut seharusnya menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia termasuk generasi milenial.
“Jika ditinjau dari maknanya, sebagai contoh saja dari sila pertama itu Ketuhanan Yang Maha Esa itu berarti dalam kehidupan kita sehari-hari kehidupan kita itu harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah SWT atau agama. Sila kedua yakni Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, di situ kita diminta harus memiliki rasa kemanusiaan dan empati dalam menjalani kehidupan sehari-hari,” ujar Sari.
Sebelum mengakhiri sambutannya dan kemudian membuka secara seminar tersebut, Pembantu Direktur bidang Akademik tersebut menekankan agar para mahasiswa benar-benar memanfaatkan seminar tersebut untuk dapat memaknai Pancasila dalam kehidupan dan kondisi saat ini yang bertujuan agar generasi milenial Polinema dapat menjadikan Pancasila sebagai landasan perilaku kehidupan sehari-harinya.
Ditemui usai kegiatan, Hairus Sandy mengingatkan perlunya kegiatan serupa untuk terus dilaksanakan dan diikuti oleh para mahasiswa yang merupakan generasi milenial Indonesia.
“Generasi milenial Indonesia khususnya yang ada di Polinema ini perlu untuk terus diingatkan dan didekatkan dengan Pancasila agar mampu menjadikan pancasila itu sebagai landasan berfikir dan bertindak. Sehingga tidak bisa hanya sekali saja selama menjadi mahasiswa,” pungkas Hairus Sandy. (A.Y)