ADADIMALANG – Dalam rangka memberikan bekal bagi generasi muda dan calon pemimpin bangsa, Pusat Studi Peradaban Universitas Brawijaya mengadakan acara Workshop Nasional Naskah Klasik Nusantara Jilid Dua di auditorium lantai enam Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Jumat (23/9).
Acara workshop nasional dengan tema “Membangun Generasi Muda dan Calon Pemimpin Bangsa Dengan budi Pekerti Luhur” itu menghadirkan KH. Marzuki Mustamar sebagai pembicara dari kalangan ulama, Djathi Kusumo sebagai budayawan dan Pangeran Nata AdigunaMasud Thoyib Jayakarta Adiningrat dari Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra).
“Kitab peninggalan leluhur dan kerajaan itu masih sangat relevan apabila diterapkan saat ini untuk memberikan bekal bagi generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan,” ujar Pangeran Nata Adiguna Masud Thoyib Jayakarta Adiningrat, Sekjen Yarasutra.
Menurut Sekjen Yarasutra, yang kurang dari sistem pendidikan saat ini adalah pendidikan budi pekerti dan moral bagi siswa siswi sehingga saat mereka menjadi pemimpin akan menjadi pemimpin yang melakukan korupsi atau tindakan yang amoral.
“Dalam kitab-kitab kerajaan, diajarkan bagaimana tentang pembentukan moral dan budi pekerti itu. Bahkan menjadi raja atau sultan itu ada aturan dan prosedur yang harus dilewati,” ujar Pangeran Nata AdigunaMasud Thoyib Jayakarta Adiningrat.
Isi dan ajaran kitab-kitab peninggalan kerajaan-kerajaan di nusantara diakui masih sangat relevan diterapkan saat ini, mengingat masih ada kekurangan dalam sistem pendidikan saat ini yang ternyata telah diajarkan dalam kitab-kitab peninggalan kerajaan di nusantara.
“Di abad ke 10 kita sudah punya kerajaan dengan sistem kerajaan dan teknologi yang mumpuni saat itu, sementara di Amerika dan Eropa masih primitif. New York aja belum ada, tapi kita sudah punya kerajaan,” jelas Pangeran Nata AdigunaMasud Thoyib Jayakarta Adiningrat. (A.Y)