Masih ada kasus kematian akibat Demam Berdarah, sehingga masih perlu diwaspadai.
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Kota Malang sebagai kota terbesar ke dua di Jawa Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dengan kepadatan yang tinggi, masa pancaroba juga menjadi salah satu masa yang peru diwaspadai, mengingat di waktu tersebut kerap bermunculan penyakit yang mengancam keselamatan masyarakat.
Salah satunya adalah Demam Berdarah (DB) ang ditularkan melalui gigitan nyamuk, dimana kasus tersebut sering meningkat saat memasuki masa pancaroba seperti saat ini.
“Jadi misalnya lagi hujan terus atau panas terus, maka biasanya kasus DB ini sedikit, tapi kalau hujan terus kemudian panas lalu hujan lagi atau masa pancaroba seperti sekarang ini maka biasanya akan meningkat terjadinya kasus DB,” jelas Dr. dr Irine Ratridewi, Sp. A (K), M.Kes yang merupakan Dokter Anak Suspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis dari Persada Hospital.
Hal tersebut menurut dr Irine, disebabkan genangan air yang banyak muncul dan tidak cepat hilang akan menjadi sarang nyamuk untuk berkembang biak.
“Saya tidak bicara dalam konteks anak-anak aja ya, karena termasuk dewasa ini memang kasusnya masih ada terus sepanjang tahun ini. Dan sampai enam bulan terakhir ini memang belum ada kasus DB yang menyebabkan kematian, meskipun yang dirawat di ICU itu jumlahnya masih ada dua hingga empat pasien yang semuanya masih dapat diselamatkan,” ujar dr Irine.
Keselamatan pasien setelah terkena DB tersebut menurut dr Irine salah satunya karena pasien datang ke Rumah Sakit lebih awal setelah merasa muncul gejala terkena DB sehingga dapat segera diberikan tindakan medis.
“Yang berbahaya itu adalah orang yang telah menunjukkan gejala terkena DB tapi hanya berada di rumah saja tanpa ada tindakan medis, dan dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah seperti suhu badannya telah dingin lebih dari satu hari atau mulai kehilangan kesadaran termasuk mulai mengeluarkan banyak darah. Kita tetap berusaha agar dapat menyelamatkan pasien sehingga angka kematian akibat DB itu dapat kita tekan seminimal mungkin,” ungkap dokter ramah ini.
Dokter Irine kembali mengingatkan pentignya pasien dibawa ke instalasi kesehatan sedini mungkin setelah muncul gejala DB, mengingat semakin parah kondisi pasien saat dibawa ke rumah sakit maka komplikasi penyakitnya akan semakin berat yang akan berdampak pada waktu rawat inapnya di rumah sakit semakin lama yang dapat berdampak pada biaya perawatan yang harus dibayar pasien ataupun keluarganya.
“Biasanya Demam Berdarah (DB) yang seharusnya sakit hanya tujuh hingga sepuluh hari maksimal dapat berkepanjangan hingga dua atau tiga minggu lamanya. Saat ini di kota Malang mungkin dua atau tiga minggu lagi baru akan naik, oleh karena itu kita harus dapat mengantisipasi agar kita tidak sampai kena DB. Karena yang terbaik itu adalah mencegah daripada mengobati,” ujar dr Irine saat memberi edukasi kepada masyarakat di Persada Hospital Sabtu kemarin (16/12/2023).
https://youtu.be/cQZ1UqT6jj8
Cara Mengatisipasi Agar Tidak Terkena DB
Menurut dokter yang mengambil spesialisasi dalam hal infeksi dan penyakit tropis ini, ada yang disebut dengan Segitiga Epidemiologi yang meliputi tiga elemen di dalamnya yakni Lingkungan, Inang atau pejamu atau manusianya dan kuman atau virus penyebab penyakit DB.
“Jika kita mau merubah lingkungannya maka kita perlu melakukan 3M plus agar tidak ada genangan air yang dapat dipergunakan nyamuk berkembang biak sehingga jumlah nyamuk juga akan sedikit. Kemudian untuk virus DB itu sudah diupayakan merubah misalkan seperti rencana pemerintah melepaskan nyamuk dengan wolbachia dengan tujuan membuat nyamuk pembawa virus DB ini mandul, nah yang ketiga adalah penguatan kondisi manusia yang dapat menjadi inang DB,” ungkapnya.
Salah satu upaya menguatkan kondisi manusia tersebut menurut dr Irine adalah melalui pemberian vaksin Demam Berdarah dengan tujuan jika tetap terkena DB maka kondisi pasien tidak akan sampai parah atau bahkan sampai terjadi kematian. Dan dijelaskan pula jika Persada Hospital telah menyediakan vaksin Demam Berdarah bagi masyarakat Malang raya dan sekitarnya yang ingin mendapatkan vaksinasi DB.
“Dari penelitian yang ada hingga saat ini vaksin DB cukup dua kali saja dalam kurun waktu enam bulan setelah pemberian vaksin pertama dimana setelah enam tahun ini diklaim tidak ada kematian yang terjadi kepada pasien yang mendapatkan vaksin DB. Di seluruh Indonesia datanya hingga saat ini masih ada ratusan pasien DB dimana yang tidak bergejala itu jumlahnya paling banyak, kemudian yang bergejala ringan lebih sedikit lagi, dan yang bergejala berat hingga menyebabkan kematian itu jumlahnya lebih sedikit lagi sehingga mirip dengan fenomena gunung es,“ pungkas dr Irine Ratridewi.
Mengakhiri wawancara, mengingat nyamuk ini dapat berkembang biak dalam genangan air bersih, dr Irine mengingatkan agar masyarakat yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat lebih waspada karena wilayahnya akan lebih rentan muncul genangan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. (A.Y)