ADADIMALANG – Dalam rangka memperingati Hari Tata Ruang dan juga sebagai peran serta aktif dalam memberikan masukan untuk kota Malang bisa menuju kota yang Inklusif dan Lestari, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) kota Malang mengadakan Seminar Nasional tentang Tata Ruang dengan tema Kota Inklusif dan Lestari.
Ketua Panitia Seminar yaitu Deni Agus Setyono menjelaskan bahwa kota Inklusif itu berarti kota yang direncanakan bagi semua warga kota mulai dari Diffabel, anak-anak, orang tua dan semuanya sementara makna kota Lestari adalah kota yang berkelanjutan yang bisa bertahan lama (Sustainable Development).
“Nah seminar ini merupakan sumbangsih kita untuk turut berperan menciptakan kota Malang sebagai kota yang Inklusif dan Lestari dengan menghadirkan profesor Tommy Firman, guru besar Institut Teknologi Bandung yang merupakan pakar Tata Ruang di Indonesia,” ujar Deni.
Dalam kaitannya dengan kota pintar (smart city), menurut Deni tata ruang sebenarnya memiliki korelasi dan peran yang luar biasa untuk menuju kota yang Inklusif dan Lestari dimana teknologi juga akan bereran besar pula.
“Malang sudah memiliki Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) yang mungkin saat ini belum bisa menampung keinginan semua pihak (masyarakat) sehingga masih perlu penyempurnaan untuk menuju kota Inklusif. Semoga seminar ini bisa memberikan peran menuju kesana,” ujar Deni. (A.Y)