Dua Dosen FPIK UB Dikukuhkan Sebagai Profesor Baru Universitas Brawijaya

Dua Dosen FPIK UB yakni Prof. Dr. Ir Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, (Kiri) dan Prof. Dr. Ir. Edi Susilo M.S. (Kanan berkacamata) dikukuhkan sebagai Profesor Baru UB (Foto : Agus Yuwono)
Dua Dosen FPIK UB yakni Prof. Dr. Ir Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, (Kiri) dan Prof. Dr. Ir. Edi Susilo M.S. (Kanan berkacamata) dikukuhkan sebagai Profesor Baru UB (Foto : Agus Yuwono)
banner 468x60

ADADIMALANG.COM | Kampus UB – Masih di momen liburan kuliah kali ini, Universitas Brawijaya (UB) akan kembali mengukuhkan Profesor barunya. Istimewanya, dua orang dosen yang akan dikukuhkan sebagai Profesor ini keduanya merupakan dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK).

Dosen pertama yang akan dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, merupakan Profesor aktif ke-22 di FPIK dan Profesor aktif ke-216 di Universitas Brawijaya. Selain itu menjadi Profesor ke-384 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya. Profesor ke dua yang akan dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Edi Susilo M.S. sebagai Profesor aktif ke-23 di FPIK dan Profesor aktif ke-217 di Universitas Brawijaya. Serta menjadi Profesor ke-385 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, MSc. dikukuhkan sebagai Profesor di bidang Eksplorasi Sumber Daya Ikan ini melakukan identifikasi spesies ikan dengan empat pendekatan yakni morfologi, osteo-staining, otolith dan DNA Barcoding.

“Selama ini yang banyak dipergunakan untuk melakukan identifikasi adalah morfologi dan DNA Barcoding, namun selama ini saya juga sering berhasil dan juga gagal melakukan identifikasi spesies ikan. Lalu kemudian sayaencoba menambahkan dengan tulang telinga ikan dan juga tulang belakang dengan menggunakan tindakan dengan bahan kimia,” ujar Prof. Dewa Gede Raka W.

Pengidentifikasian spesies ikan melalui pendekatan morfologi, osteo-staining, otolith, yang dikombinasi dengan DNA barcoding tersebut menuut Prof. Dewa Gede menjadi alat yang komprehensif dan meyakinkan dalam proses identifikasi spesies ikan.

“Identifikasi dengan menggunakan empat pendekatan ini bukanlah hasil final karena akan ada penemuan atau metode baru yang lebih baik lagi, namun dengan adanya metode ini maka hasil identifikasi spesies ikan ini dapat dibantah ataupun menjadi rujukan identifikasi spesies ikan,” ungkap pria ramah ini.

Berbagai hasil identifikasi ikan yang telah dilakukannya, telah diupload dalam database yang bernama Brawijaya Iehthyologicum Depository (BID) dimana  hingga saat ini sudah ada sekitar 450 spesies hasil identifikasi ikan yang telah diunggah di  dalamnya.

“Namun masih ada sekitar 1.000 lebih spesimen hasil identifikasi yang belum diunggah dan rencananya akan diunggah satu persatu yang nantinya akan dapat diakses untuk menjadi bahan rujukan, karena Brawijaya Ichthyologicum Depository (BID) ini menyajikan teknologi kurasi spesimen ikan di Indonesia,” ungkap Prof. Dewa Gede.

Prof. Dr. Ir. Edi Susilo, MS yang dikukuhkan dalam bidang Ilmu Sosiologi Perikanan ini menjelaskan Sruktur Sosial Progresif-Integratif (S2PI) sebagai sebuah konsep untuk mengurangi kemiskinan nelayan di Indonesia. 

Menurutnya, struktur sosial tidak hanya mampu digunakan untuk menganalis kondisi dan perkembangan masyarakat lokal, namun dapat ditarik ke dalam analisis yang Jebih makro. Struktur sosial progresif-integratif memberi arti bahwa masyarakat selalu mengalami perkembangan. 

“Konstruksi struktur sosial yang dibangun memiliki keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan dan sosial sebagai landasan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya berbentuk lingkaran harusnya diubah menjadi bentuk piramida berupa sebuah konsep tentang religiusitas,” ungkap Prof. Edi Susilo.

Menurut Prof. Edi jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi maka kesalahan manusia ada dua yaitu manusia tidak bersifat amanah sebagai wakil Allah SWT di bumi untuk menjaga alam secara berkelanjutan.

“Sumber Daya alam harus dapat dimafaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini dan juga bagi generasi mendatang. Kesalahan kedua itu jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi, maka berpeluang mengalarni kesulitan dalam kesejahteraan sosial.,” pungkas Prof. Edi Susilo. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60