ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Dalam rangka pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat, beberapa dosen Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan terkait Pembinaan Kampung Kota Malang Menuju Kampung Proklim (Program Komunitas Untuk Iklim) Tematik hari ini, Sabtu (29/06/2024).
Kegiatan sosialisasi dan penyuluan yang dilaksanakan di Gazebo RT 01 Kelurahan Kebonsari Kota Malang berisi materi kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan bencana termasuk juga tentang teknologi urban farming kepada peserta masyarakat di lingkungan RW 02 Kebonsari.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) kali ini diketuai oleh Prof. Ir. Ratih Indri Hapsari, ST., MT., Ph.D. yang beranggotakan Nila Alia, S.Pd., M.Pd. M.Tr.T, Fengky Adie Perdana , S.Pd ., M.Pd, Dr. Muhammad Aklis Rizza, S.T., M.T, Winda Harsanti, S.T., M.T dan Prof. Dr. Moechammad Sarosa, Dipl. Ing., M.T. yang dibantu pula oleh Anindito Mirza Maulana Rifqi yang merupakan mahasiswa D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Polinema.
“Kampung Proklim sudah banyak yang paham karena sudah dua tahun kampung ini menjadi salah satu yang masuk seleksi kampung Proklim Nasional. Ada beberapa aspek yang belum terpenuhi misalnya tentang kesadaran terhadap bencana, tentang pembinaan dan pendampingan dari pemerintah maupun pendidikan,” ungkap Ratih Indri Hapsari.
Ratih lebih lanjut menambahkan pihak dosen Polinema berusaha membantu masyarakat pada aspek-aspek yang belum tersentuh.
“Akademisi bentuk pengabdiannya salah satunya dengan memperkenalkan teknologi solar panel hingga pelatihan dan penyuluhan. Program pemberdayaan masyarakatnya dalam bentuk sosialisasi, pelatihan manajemen untuk mengelola sumber daya lokal kepada masyarakat bekerjasama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang dimana Polinema mengambil peran untuk menerapkan hasil-hasil penelitian untuk dapat digunakan masyarakat guna meningkatkan potensi yang ada disini,” tuturnya.
Dengan penyuluhan yang dilaksanakan Ratih berharap kesadaran masyarakat terhadap dampak perubahan iklim semakin meningkat dan hal tersebut merupakan tugas semua pihak untuk dapat berperan aktif terhadap pengurangan dampak dari perubahan iklim.
Bantuan edukasi dari akademisi dinilai sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dan Polinema untuk pertama kalinya menerapkannya di kampung Kebonsari sesuai dengan bidang keahlian.
Sementara itu anggota tim PKM Polinema yakni Prof. Dr. Moechammad Sarosa, Dipl. Ing., M.T menyampaikan materi terkait pemanfaatan lahan sempit yang ada di sekitar tempat tinggal warga dengan menggunakan teknologi hidroponik yang pernah diterapkan di kampung Merjosari.
“Kita juga telah kembangkan teknologi irigasi tetes untuk penanaman buah anggur, dimana salah satu yang menjadi kendala peserta adalah keterbatasan pengetahuan terhadap teknologi pekembangan jaman, digitalisasi seperti internet of things (IoT) yang tidak semua masyarakat memahaminya,” ujar Moechammad Sarosa.
Dalam pengembangan penelitian, Moechammad Sarosa menambahkan bila di lahan belum terdapat akses internet maka yang dilakukan adalah mendatangi lahan tersebut untuk mengambil data secara manual. Teknologi yang dikembangkan adalah alat yang dapat membaca kondisi kelembaban tanah pada tanaman apabila tanaman tersebut kekurangan air, nutrisi maupun oksigen yang mana sensor dapat membaca secara otomatis kemudian pompa air akan mengalirkan air yang sudah tercampur dengan zat lain sesuai dari kebutuhan tanaman tersebut.
Salah satu peserta yakni Aji Jatmiko menyampaikan ucapan terima kasih kepada Polinema yang telah membantu membina pada bidang budaya, pemeliharaan dan marketing ke masyarakat khususnya di RW 2 Kebonsari untuk pengembangan kampung.
“Polinema dengan Dinas terkait dapat berkoordinasi untuk bisa memanfaaatkan lahan-lahan yang dapat digunakan dimanfaatkan pada kampung dengan melibatkan masyarakat yang terpilih dan punya kemampuan” tutur Aji.
Polinema diharapkan dapat melanjutkan program-programnya dan tidak berhenti dalam satu program saja sehingga diperlukan pemantauan program-program tersebut secara berkala.
“Dukungan dan bantuan dari Akademisi sangat diperlukan sekali karena program dari pemerintah tidak akan dapat berjalan apabila tanpa bantuan dari Perguruan Tinggi,” tukas Aji. (A.Y)