
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Kepiawaian dan prestasi yang diraih dalam banyak hal termasuk pageant hingga posisi terakhir sebagai seorang akademisi yang terus berkarya, membuat sosok Whida Rositama, M.Hum., CT., terus menjadi pilihan untuk mengisi berbagai acara.
Salah satunya adalah Pemilihan Duta Budaya Jawa Timur, dimana dosen Sastra Inggris dari Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) ini kembali dipilih untuk menjadi salah satu dewan jurinya malam hari tadi, Minggu (25/08/2024).
Dalam kegiatan yang digelar di Apartement Begawan kota Malang ini, Arbain Al Ashar selaku Ketua Panitia Pemilihan Duta Budaya Jawa Timur tahun 2024 ini menyampaikan penyelenggaraan Pemilihan Duta Budaya JAwa Timur kali ini merupakan kegiatan ke tiga dimana antusias peserta tahun ini tetap tinggi.
“Alhamdulillah antusias peserta tetap tinggi, dimana kali ini ada 144 orang pendaftar yang kemudian di saring melalui tes bakat, tes interview dan juga tes tulis dan terpilih 32 orang yang tampil pada malam hari ini,” ungkap Arbain.
Menurut pria yang juga pernah berprestasi di ajang Duta Budaya Jawa Timur ini, 32 orang yang akan tampil malam hari ini berasal dari berbagai kota dan kabupaten yang ada di di Jawa Timur.
“Untuk tahun ini fokusnya tidak hanya di budayanya saja. Dan dari beberapa peserta malam ini ada yang memang sudah merupakan duta dan ada juga yang baru pertama kali ini terjun di bidang pageant seperti ini. Oleh karena itu kita memilih dewan juri dari berbagai bidang termasuk akademisi seperti Miss Whida,” ungkapnya.
Ditanya alasan memilih Whida Rositama sebagai salah satu dewan juri Pemilihan Duta Budaya Jawa Timur, kredibilitas dan value yang dimiliki perempuan yang akrab disapa Miss Whida tersebut menurut Arbain adalah hal pertama yang menjadi alasan.
“Miss Whida ini memang sangat cocok kita hadirkan sebagai juri karena kita memang melihat dari track recordnya dan pengalaman-pengalamannya. Jarang lho ada dosen atau akademisi yang juga bisa jadi Duta, karena seringkali akademisi yan hanya fokus di jurnal atau pendidikan saja sementara Miss Whida berbeda dimana beliau pernah menjadi Duta Wisata bahkan menjadi Duta Wisata Provinsi juga. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak memilih Miss Whida untuk menjadi juri kita,” tukas Arbain.
Sementara itu ditemui usai melakukan penjurian, Miss Whida menyampaikan banyak talenta yang bagus tampil di ajang pemilihan Duta Budaya Jawa Timur tahun 2024 malam hari ini.
“Jadi para peserta ini telah mampu tampil sesuai dengan yang dibutuhkan oleh panitia dan standar para Dewan Juri, termasuk mampu menampilkan ciri khas budaya asal daerahnya masing-masing. Dari sisi akademisi, para peserta mampu menampilkan ke-khasan budaya daerahnya mulai dari bahasanya, corak baju yang digunakan hingga sisi lainnya. Ini juga salah satu dampak semakin banyaknya even pageant di berbagai lini yang saat ini ternyata sudah masuk ke tingkat Sekolah Menengah Atas ya,” ujar Miss Whida.

Ditanya tips sukses bagi yang menyukai ajang pageant seperti ini, Miss Whida mengingatkan agar peserta benar-benar mengetahui kompetisi yang akan diikuti tersebut seperti apa.
“Sebagai contoh even malam ini kan Pemilihan Duta Budaya Jawa Timru, maka para peserta harus benar-benar mengenal dan memahami tentang budaya Jawa Timur dan tentunya budaya daerah sendiri yang ada di Jawa Timur. Kenapa harus begitu? karena kalau mereka terpilih maka mereka harus berbicara tentang budaya Jawa Timur,” ujar perempuan multi talenta ini.
Selain benar-benar memahami materi untuk dapat menjawab berbagai pertanyaan yang akan diajukan dewan juri, penguasaan materi merupakan salah satu cara untuk mengurangi nervous (kegugupan) saat tamil di atas panggung.
“Berbagai cara dapat dilakukan agar tidak gugup saat di atas panggung, namun menguasai benar materi dapat sangat membantu mengurangi kegugupan. Misalkan saya, maka saya akan menarik nafas panjang untuk membuat rileks dan menghilangkan gugup,” pungkas Miss Whida.

Dalam Pemilihan Duta Budaya Jawa Timur tahun 2024 ini, terpilih beberapa nama sebagai antara lain Tasya Amelia Sachio Saraswati dan Lady Prameswari dari Kabupaten Jember, Virdha Annora Zavira dari Kota Surabaya, Moch. Yayan Siswantoro dari Kabupaten Jombang, Mohammad Iqbal Zakiem dari Kabupaten Gresik dan Alrian Hendra Saputra dari Kabupaten Ponorogo. (A.Y)