Dipilih dari medio tahun 1927 hingga era tahun 2000an.
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Diberi judul ‘Lady in Melody’, Museum Musik Indonesia (MMI) meluncurkan buku yang berisi tentang profil sepuluh musisi perempuan Indonesia yang paling berpengaruh dalam sejarah musik di Indonesia di tahun 1927 hingga era tahuan 2000an.
Peluncuran buku yang berisi tentang sepuluh musisi perempuan dan penulis lagu serta pengaruhnya dalam sejarah musik di Indonesia ini dilaksanakan di kantor Museum Musik Indonesia (MMI) di kota Malang siang hari tadi, Selasa (22/10/2024).
Buku setebal 379 ini akan membahas sepuluh musisi perempuan dan penulis lagu yang terdiri dari Saridjah Niung (Ibu Sud, 1908-1993), Sandiah (Ibu Kasur), Titiek Puspa, Waldjinah, Elvy Sukaesih, Ully Sigar Rusadi, Dara Puspita, Melly Goeslaw, Anggun C.Sasmi dan Agnes Monica.
“Jadi di dalam buku ini setiap musisi akan diuraikan profil, perjalanan karir, daftar karya, pengaruh karyanya dalam dunia musik, penghargaan yang pernah diraihnya dimana buku ini diterbitkan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris,” jelas Kepala MMI, Ratna Sakti Wulandari.
Disusun oleh Ratna Sakti Wulandari, Hengki Herwanto, Marconi Djoko Waluyo dan Usman Mansur ini, diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Fathima An Nadhira seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang juga sekaligus menjadi editor dan layouter buku Lady in Melody.
“Saya bersyukur bahwa di Indonesia, perempuan telah memiliki banyak peran atau berperan ganda. Kesetaraan peran, pendidikan, ekonomi dan kesempatan mengembangkan diri telah dirasakan Perempuan Indonesia sejak beberapa dekade silam.Dengan adanya kesetaraan ini, saya sebagai pribadipun bisa menjadi ‘seperti apa saya hari ini,” ungkap Ratna Sakti Wulandari, Kepala Museum Musik Indonesia dalam kata pengantar buku Lady in Melody (22/10/2024).
Peluncuran buku lady in melody ini diakui oleh Ratna merupakan hasil pengajuan project MMI kepada UNICEF melalui program MOWCAP-ACC SMALL GRANT PROGRAMME.
“Melalui MOWCAP-ACC Small Grants Programme 2024 ini akhirnya Museum Musik Indonesia dapat terus menjalankan komitmennya untuk melakukan pendokumentasian, pengarsipan dan peleestarian aset bangsa Indonesia dalam bentuk warisan dokumenter yang dapat diakses publik baik dalam bentuk fisik maupun digital,” ujar perempuan yang akrab disapa Nana ini.
Peluncuran buku Lady in Melody ini juga sekakigus pembukaan pameran koleksi dari sepuluh musisi perempuan yang ditulis dalam buku tersebut.
“Kami berharap apa yang kami kerjakan ini dapat membawa manfaat, baik bagi masyarakat umum, dunia pendidikan, peneliti, musisi, budayawan, pelajar, maupun golongan lainnya sebagai bahan ajar, sumber penelitian, sumber pengetahuan, dan manfaat lain berdasarkan semangat kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,” pungkas Ratna Sakti Wulandari.
Peluncuran buku ke-9 yang diterbitkan oleh Museum Musik Indonesia ini terasa lebih istimewa karena dihadiri pemain drum band Dara Puspita yang juga masuk dalam sepuluh musisi perempuan dalam buku ‘Lady in Melody’ tersebut.
“Wah tentunya saya merasa senang sekali karena Dara Puspita ternyata masuk dan kita dibuatkan buku juga lho, ini luar biasa sehungga membuat saya merasa bangga sebagai musisi perempuan Indonesia,” ujar Drummer Dara Puspita, Susy Nander.
Ditanya pandangannya tentang musisi perempuan saat ini, Susy menegaskan saat ini kemampuan bermusik generasi sekarang jauh lebih bagus jika dibandingkan di era Dara Puspita masih tengah berjaya.
“Kemampuan musikalisasinya menurut saya jauh lebih bagus dari pada di era kami masih bermain dan tampilbdi berbagai tempat hingga ke luar negeri mewakili Indonesia,” ungkap Susy Nander. (A.Y)