Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Remaja merupakan fase menuju kedewasaan yang identik dengan proses pencarian jati diri, sehingga memerlukan pendampingan. Karena jika tidak mendapat bimbingan yang tepat, dapat memunculkan perilaku yang merugikan bagi dirinya sendiri.
Salah satu yang perlu diwaspadai adalah perilaku seks pra-nikah yang saat ini marak terjadi di lingkungan remaja. Berdasarkan survey pada tahun 2023 diketahui bahwa sekitar 60 persen remaja pada rentang usia 16 hingga 17 tahun pernah melakukan hubungan seksual, sehingga fenomena tersebut harus menjadi perhatian karena akan berimbas terhadap meningkatnya pernikahan usia muda, kehamilan diluar nikah, bahkan kejadian aborsi.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, pemberian edukasi tentang kesehatan dan bahaya seks pra-nikah pada remaja perlu dilakukan.
“Pendidikan kesehatan dapat bermanfaat untuk membekali remaja dengan pengetahuan yang benar untuk mempersiapkan mereka agar berhasil beradaptasi dengan perilaku seksual di masa depan. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan kecenderungan logis dan benar dalam masalah seksual dan reproduksi,” jelas Ketua Pengabdian Masyarakat dari STIKES Widyagama Husada Malang, Rosly Zunaedi S.Kep.,Ns.,M.Kep.
Menurut Rosly, data dari UNICEF dan WHO diketahui pengajaran pendidikan seksual level keempat dapat diberikan pada remaja usia 15 hingga 18 tahun ke atas dengan mengajarkan peran keluarga, aturan hidup, dan pernikahan.
“Jadi tim dosen program studi pendidikan ners STIKES Widyagama Husada melalui program pengabdian masyarakat turut mengambil bagian dalam upaya pendidikan remaja tersebut dengan bekerjasama bersama SMA Negeri 8 Malang sebagai mitra sasaran dari kegiatan ini,” ujar Rosly.
Dengan pelaksanaan sosialisasi yang mengambil tema “Menghadapi Tantangan Bahaya Seks Pra-Nikah Melalui Kolaborasi Aktif di Lingkungan Sekolah” ini, tim dosen prodi pendidikan ners ingin meningkatkan kesadaran siswa-siswi SMA Negeri 8 Malang tentang bahaya seks pra-nikah.
Sosialisasi yang dilaksanakan di lingkungan SMA Negeri 8 Malang ini diikuti oleh puluhan siswa-siswi kelas X, dimana kegiatan diawali dengan pemutaran video animasi tentang pemahaman seputar Seks Pra-Nikah, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak dan upaya pencegahannya.
“Pemilihan video animasi sebagai media ini merupakan penerapan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh tim dosen kami. Materi kedua disampaikan oleh dr. Wira Daramatasya, M.Biomed. yang menjelaskan lebih detail tentang dampak dan bentuk penyakit-penyakit yang muncul akibat perilaku seksual yang tidak sehat,” ujar Rosly di sela-sela kegiatan, Rabu (25/09/2024) lalu.
Sosialisasi dan edukasi yang diberikan diikuti para siswa dan siswi dengan sangat antusias, dimana para peserta kegiatan menunjukkan ketertarikkan terhadap informasi yang disampaikan. Termasuk saat pelaksanaan sesi diskusi dan tanya jawab.
Terkait pelaksanaan sosialisasi dan edukasi dari dosen STIKES Widyagama Husada kepada para siswa siswinya tersebut diapresiasi oleh Fitri Kusrini, S.Psi., Bidang Humas selaku perwakilan SMAN 8 Malang sebagai mitra.
“Adanya sosialisasi ini sangat bagus, karena dapat sebagai pengingat bagi siswa-siswi tentang bahayanya perilaku seks pra-nikah,” jelas Fitri.
Mengakhiri komentarnya, Fitri Kusrini berharap kerjasama yang terjalin dapat berlanjut dengan pelaksanaan program-program lainnya yang berkesinambungan.
“Karena memang fenomena seks pra-nikah ini merupakan fenomena gunung es. Apabila tidak ada partisipasi aktif dari banyak pihak maka akan sulit untuk diselesaikan,” pungkas Bidang Humas SMAN 8 Kota Malang, Fitri Kusrini, S.Psi. (A.Y)