Home / Berita / Umum / Raih Juara Internasional, Inovasi Mahasiswa Institut Asia Malang Atasi Tantangan Lingkungan

Raih Juara Internasional, Inovasi Mahasiswa Institut Asia Malang Atasi Tantangan Lingkungan

Tim Florera berhasil menjadi Juara 2 Kategori Development I-PROPEX di Malaysia (Foto : Ist)

Kirimkan delapan tim berlaga di ajang I-PROPEX di Malaysia, semuanya meraih sejumlah prestasi internasional.

Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Di tengah berkembangnya dunia wirausaha, mahasiswa kini semakin berperan aktif dalam menciptakan inovasi bisnis.

Inkubator Bisnis yang ada di Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang menjadi salah satu tempat yang memfasilitasi mereka untuk mengembangkan potensi bisnis dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata. Melalui berbagai program kompetisi, startup, dan pendampingan, mahasiswa diberikan kesempatan untuk menggali ide-ide bisnis kreatif mereka.

Puji Subekti, Ketua Inkubator Bisnis sekaligus dosen Teknik Informatika Institut ASIA Malang mengungkapkan bahwa inkubator bisnis di kampusnya tidak hanya berfungsi sebagai ruang kreasi, tetapi juga menyediakan pendampingan dalam setiap tahap pengembangan bisnis.

“Kami menyediakan berbagai program seperti kompetisi, startup, dan bootcamp untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam berbisnis,” jelas Puji.

Tahun ini, sebanyak 15 tim mahasiswa bergabung dalam inkubator bisnis dan mengikuti berbagai program yang tersedia.

“Kami tidak hanya memberi kesempatan untuk mengikuti kompetisi, tetapi juga memberikan hibah untuk mendukung pengembangan usaha mereka,” tambah Puji.

Sebagai hasil dari pendampingan ini, mahasiswa Inkubator Bisnis telah berhasil meraih berbagai prestasi, baik di tingkat lokal maupun internasional.

Salah satu pencapaian membanggakan adalah partisipasi mahasiswa Institut Asia Malang dalam ajang IPROPEX 2025 yang diselenggarakan di Malaysia. Dalam ajang tersebut, mereka berhasil meraih tiga medali perak dan lima medali perunggu dari delapan tim yang dikirimkan.

“Meski tantangannya berat, semua tim mendapatkan penghargaan. Ini membuktikan bahwa mahasiswa kita memiliki daya saing yang tinggi,” kata Puji dengan penuh kebanggaan.

Salah satu inovasi yang berhasil meraih penghargaan adalah Urban Farming yang digagas oleh mahasiswa Program Studi Teknik Informatika.

Ahmad Fadlillah, salah satu anggota tim tersebut, menjelaskan bahwa ide bisnis mereka berfokus pada pertanian perkotaan, yang kini menjadi isu penting terkait ketahanan pangan.

“Kami menawarkan kursus urban farming yang sudah bekerja sama dengan mentor berkompeten di bidangnya. Kami ingin mengedukasi masyarakat, khususnya di Malang,” ujar Ahmad.

Selain itu, produk minuman sehat juga menjadi salah satu inovasi dari mahasiswa Inkubator Bisnis, seperti POKA Ginger Tea dan Mori Latte. Juni Aulia Putri, anggota tim yang mengembangkan produk-produk ini, merasa bangga karena berhasil lolos seleksi hibah P2MW dan memenangkan juara 2 dalam Business Plan Competition di Unisma.

Tim Pokat Ginger Tea meraih Juara 2 Kategori ideation dan Juara Favorit Bisnois Ter-Unik I-PROPEX (Foto : Ist)
Tim Pokat Ginger Tea meraih Juara 2 Kategori ideation dan Juara Favorit Bisnois Ter-Unik I-PROPEX (Foto : Ist)

“Keunggulan kami ada pada kualitas bahan yang kami pilih, serta proses produksi yang memperhatikan kesehatan,” ungkap Juni. Mereka berharap dapat terus berkembang dan menginspirasi generasi muda untuk berwirausaha.

Selain itu, program yang dijalankan oleh Sampah Beruang, sebuah organisasi sosial yang fokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular, juga patut mendapatkan perhatian. Fajar, perwakilan dari tim Sampah Beruang menjelaskan bahwa mereka mengusung visi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak.

Tim Sampah Beruang meraih Juara 3 Kategori Ideation I-PROPEX (Foto : Ist)
Tim Sampah Beruang meraih Juara 3 Kategori Ideation I-PROPEX (Foto : Ist)

“Kami ingin mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, tidak hanya sebagai masalah. Salah satunya dengan menggunakan magot untuk mengolah sampah organik,” ujar Farhan.

Sampah Beruang juga menjalankan program EduAction yang bertujuan untuk mendidik masyarakat secara langsung melalui pendekatan door-to-door. Program ini mencakup komunitas sekolah dan bahkan komunitas hewan, dengan harapan dapat mengubah pola pikir masyarakat terkait pengelolaan sampah.

“Mengedukasi masyarakat itu tidak mudah, apalagi mengubah pola pikir yang menganggap sampah sebagai masalah, bukan sebagai sumber daya,” lanjut Farhan.

Walaupun masih menghadapi tantangan dalam penerimaan masyarakat, Sampah Beruang tetap berkomitmen untuk menjadikan sampah sebagai peluang ekonomi dan bagian dari solusi lingkungan. Baru-baru ini, mereka meraih peringkat Silver di ajang Propex dan juara ketiga dalam event nasional di UNISMA.

Dengan berbagai prestasi yang diraih oleh mahasiswa Institut Asia Malang dan inisiatif seperti Sampah Beruang, dunia wirausaha semakin terbuka lebar bagi generasi muda. (Shel/AY)

Tag: